Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kebahagiaan Kecil Menyeruak di Panti Jompo

13 Desember 2020   08:18 Diperbarui: 13 Desember 2020   08:21 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu hari saya mendapat pesan melalui WhatsApp dari salah seorang teman pengurus komunitas, "Mau jadi sponsor, pak ?"

Sayapun membalasnya "Untuk kegiatan apa?"

Pesan WhatApp cepat dibalas, "Kita ingin berbagi nasi kotak ke Panti Jompo, rencana 40 kotak @15 ribu atau @ 20 ribu."

"Ok, segera dana saya kirim, tolong diinfokan nomor rekeningnya ya. Terima kasih." Balas saya.

Tak lama kemudian info rekening sudah diinformasikan melalui pesan WhatsApp, dan dengan fasilitas internet banking saya segera mentransfer sejumlah dana.

"Terima kasih pak, dana sudah diterima, nanti tanggal pelaksanaannya akan saya info dekat-dekat harinya."

Pada hari Minggu yang cerah, saya dan beberapa rekan komunitas pergi bersama ke Panti Jompo yang sudah ditentukan oleh pengurus komunitas. Di bagasi mobil sudah kami bawa 40 nasi kotak yang sudah disiapkan oleh salah satu ibu dari komunitas kami juga. Sangat beruntung ada donasi tambahan dari sebuah perusahaan buah, sehingga ada tambahan buah pisang untuk masing-masing nasi kotak.

Panti jompo atau kini lebih dikenal dengan sebutan panti wredha yang kami kunjungi adalah panti jompo yang menampung sekitar 30-an ibu-ibu lanjut usia dengan kondisi kurang mampu. Yayasan pengelolanya adalah sebuah yayasan sosial dan penghuni tidak perlu membayar selama tinggal disana. Jadi berbeda dengan kondisi panti wredha kelas atas dengan fasilitas seperti hotel dengan biaya tinggal yang mencapai jutaan Rupiah per bulan.

Kali ini kami berbagi untuk panti wredha yang dikelola oleh yayasan muslim, rencananya minggu depan kami akan memberi nasi kotak kepada panti wredha yang dikelola yayasan Katolik sekalian merayakan Natal bersama.

Saat kami tiba di panti wredha, suasana panti wredha cukup asri dan bersih. Oleh pengurus yayasan kami diajak menuju ruang yang cukup besar yang disebut aula yang biasa digunakan untuk acara di panti wredha ini, misal pengajian, peringatan hari raya keagamaan, buka puasa bersama, halal bihalal maupun kalau ada komunitas yang ingin menyantuni penghuni panti.

Kami memasuki aula dan di dalam aula sudah berkumpul sekitar 30-an ibu-ibu renta dengan mengenakan pakaian terbagus yang mereka miliki. Beberapa diantaranya ada yang sudah memakai kursi roda.

Setelah mengucapkan salam, kami langsung membagikan paket nasi kotak yang kami bawa. Kebetulan waktu sudah menunjukkan jam makan siang sehingga ibu-ibu renta ini segera menikmati nasi kotak yang kami bawa bersama para pengurus panti wredha.

Setelah selesai santap siang, kami melakukan acara ramah tamah. Pengurus komunitas menyampaikan kata perkenalan dan memperkenalkan tim yang datang berkunjung. Lalu pengurus panti juga nemperkenalkan nama ibu-ibu penghuni panti, yang pada siang hari itu tampak cerah dan banyak senyum. Pengurus panti juga menjelaskan ibu-ibu penghuni panti wredha ini ditampung dalam panti karena anak-anaknya terlalu sibuk bekerja sehingga tidak sempat lagi mengurus dan merawat ibunya.

Petugas panti juga memberikan penjelasan kegiatan panti sehari-hari, dimulai dengan sholat subuh lalu olahraga pagi dan makan pagi. Setelah itu ibu-ibu dapat mengerjakan pekerjaan sesuai hobinya, yang senang berkebun merawat tanaman disekitar panti, yang hobi merajut melanjutkan rajutannya yang bila sudah selesai bisa dijual di toko kecil yang ada di panti, yang senang membaca dapat mengunjungi perpustakaan mini, yang senang memasak bisa mulai menyiapkan makan siang dan makan malam. Sholat lima waktu (subuh, zuhur, asar, magrib dan isya) dijalankan dengan tertib dan konsisten. Setelah makan malam, yang senang menonton acara televisi dapat berkumpul di aula yang menyediakan sebuah televisi layar lebar. Sehabis sholat isya biasanya ibu-ibu ini mulai memasuki kamar tidurnya masing-masing untuk istirahat dan tidur.

Pengurus panti juga menjelaskan tiap dua minggu sekali diadakan acara pengajian untuk membina kerohanian penghuni panti. Juga tiap akhir pekan dan hari libur nasional keluarga diperbolehkan berkunjung untuk menjenguk maupun mengajak keluar panti beberapa jam. Setelah bicara dengan beberapa ibu penghuni panti ini, kamipun pamit mohon diri untuk pulang.

Hari itu kami merasa bahagia karena dapat menyaksikan wajah-wajah ceria dari ibu-ibu renta yang terpaksa menghuni panti wredha karena anak-anaknya tidak memiliki waktu untuk merawat ibunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun