Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mempertahankan Tradisi

22 November 2020   20:24 Diperbarui: 22 November 2020   20:50 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tradisi adalah kebiasaan yang telah berlangsung bertahun-tahun dan terus diikuti atau dilaksanakan hingga era modern. Misalnya tradisi mitoni atau tingkeban di Jawa, dimana dilakukan upacara pada saat kandungan wanita hamil mencapai usia tujuh bulan.

Di Jepang juga ada ritual bunuh diri yang masih dapat diterima sebagai bentuk permintaan msaf atas suatu kesalahan berat atau memalukan, dan tidak dapat digolongkan sebagai suatu kesalahan. Tradisi ini sudah berakar kuat pada karakter bangsa Jeoang.-

Meski pada era modern ada agama tertentu yang melarang melakukan tradisi yang dianggap menyembah berhala. Sebagai contoh tradisi ziarah kubur pada kalangan masyarakat Tionghoa yang masih menggunakan hio sering dianggap salah. Padahal tradisi ini hanya menyatakan penghormaran pada leluhur atau orang tua dan bukan suatu bentuk penyembahan.

Banyak tradisi pada masyarakat Tionghoa yang penuh makna, misalnya jumkah jenis makanan yang harus disajikan pada malam Imlek harus 7 hingga 9 jenis nasakan yang umumnya melambangkan kedekatan keluarga, kekayaan dan kebahagiaan. Tradisi boleh dijalankan asalkan jangan sampai memaksakan diri harus disesuaikan dengan kemampuan masing- masing. 

Tradisi makan bersama kue tiong tjioe pia atau kue bulan pada reuni keluarga juga baik untuk mempererat tali silaturahmi antar anggota keluarga, tradisi makan bakxang pada festival Pehcun juga menandakan keakraban keluarga. Demikian pula makan ronde pada festival ronde.

Antara menjalani kehidupan kekinian dan menghornati suatu tradisi hendaknya tidak perlu dipertentangkan. Kita sebaiknya tetap menghormati dan mempertahankan tradisi asalkan tidak terlalu mempengaruhi kehidupan kita, tradisi boleh dilakukan sewajarnya
Tradisi tidak selalu benar meski sudah berusia bertahun-tahun, jadi lakukan secara bijak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun