Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Lonte

21 November 2020   10:25 Diperbarui: 21 November 2020   10:33 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istilah 'lonte' jadi viral saat seorang ustad marah kepada selebtitas sekaligus Youtuber Nikita Mirsani (NM) karena dianggap menghina junjungannya. Lalu juga seorang ustad lain menyelipkan kata ini dalam ceramahnya. Uniknya, NM juga merilis klarifikasi dan menyatakan dirinya bukan 'mantan lonte' melainkan masih 'lonte' bahkan NM sering membayar pria yang dikencaninya. Bingung toh?

Tulisan ini dibuat  untuk membantu pembaca kalau ditanya putera-puterinya. "Pak / Bu, apakah lonte itu?" Kalau Anda tidak siap mungkin Anda akan menjawab sekedarnya 'lonte' itu 'wanita tidak baik' atau 'wanita nakal' . Jawaban ini bisa ambigu karena pemikiran anak terhadap sifat 'tidak baik' dan 'nakal' berbeda dengan orang dewasa. Penjelasan seperti ini justru bisa berbahaya dan rawan perselisihan nantinya. Karena bila anak Anda dinakali oleh teman wanitanya, bisa-bisa teman wanitanya disebut 'lonte'. Atau misal seorang tante sedang memarahi anak Anda bisa disebut 'lonte' karena oleh sang anak dianggap 'tidak baik' padanya.

Bagaimana penjelasan yang tepat?

Anda harus memahami asal kata 'lonte'. Kata 'lonte' adalah bahasa Indonesia serapan dari bahasa Jawa. Di Jawa Timur ada sejenis serangga yang hanya keluar di malam hari dan senang mendatangi tempat terang dan mengeluarkan bau harum.

Nah, wanita yang memiliki profesi sebagai pelacur atau cabo atau wanita jalang atau yang diperhalus menjadi WTS (Wanita Tuna Susila) dan PSK (Pekerja Seks Komersial) yang selalu keluar malam (meski sekarang sepanjang waktu) dan mendatangi tempat yang terang (meski didalamnya remang-remang) dan selalu menyemprot tubuhnya dengan parfum wangi, maka masyarakat mengidentikkan dengan sifat serangga itu sehingga disebut 'lonte".

Ada pula yang mengatakan kata 'lonte' adalah serapan dari bahasa Belanda 'lonntje', perempuan yang disayang. Sebutan 'lonntje' ini berkembang di tanah Minang dan daratan Melayu, juga diperuntukkan sebagai sebutan untuk perempuan yang bekerja di rumah bordil, karena lidah masyarakat kurang fasih melafalkan 'lonntje' akhirnya berubah menjadi 'lonte'.

Sebelum kata ini viral, saya pertama kali mendengar kata 'lonte' sebagai kata umpatan yang ditujukan kepada perempuan yang suka menggoda suami orang. Istilah sekarang 'pelakor'. Perempuan yang suaminya digoda menganggap perempuan penggoda itu setara dengan pelacur, wanita jalang, cabo, WTS atau PSK.

Mengapa sebutan 'wanita tidak baik' kurang tepat? Karena sifat tidak baik tidak selalu menjajakan diri. Istilah PSK rasanya lebih tepat karena profesi perempuan ini memang menjajakan cinta dan diri demi uang. Bahkan kini ada PTS (Pria Tuna Susila) yang justru pelanggannya lebih banyak, karena bisa ibu-ibu atau tante-tante hedonis yang libido seksualnya tinggi dan bapak-bapak yang memiliki perilaku seksual menyimpang, bi-seks atau penggemar sesama jenis.

Jadi jawaban yang tepat untuk pertanyaan 'apa itu lonte' jawabnya adalah Pekerja Seks Komersial, mereka (bisa pria bisa wanita) yang memiiki profesi menjual diri demi uang.

Semoga Anda dapat menjawab pertanyaan dari anak-anak Anda atas kata yang sedang viral ini. Happy weekend!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun