Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hari Ayah Nasional 12 November

12 November 2020   21:02 Diperbarui: 12 November 2020   21:08 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Father day secara global dirayakan tiap tanggal 21 Juni. Sementara  di Australia dirayakan tiap tanggal 6 September, dan di Eropa dirayakan tiap tanggal 19 Maret mengacu pada tanggal peringatan pada St. Yosef. Perayaan hari ayah nasional di Indonesia dirayakan hari ini tiap tanggal 12 November. Meski tidak segegap gempita Father Day 21 Juni, namun beberapa ayah yang berbahagia pasti akan menerima penghargaan dari isteri dan anak-anaknya.

Ayah adalah sosok pengayom, pelindung dan penyedia di Indonesia. Bila ada ular di kebun, pasti sosok ayah yang dipanggil untuk mengusir ular.  Bila anak harus membayar SPP, lazimnya minta kepada ayah meski ibu juga bekerja.

Seorang ayah juga memiliki kewajiban untuk mendisiplinkan anak-anaknya, khususnya bila salah berperilaku. Sedang ibu lebih berfungsi mendisiplinkan bangun pagi, mandi dan mengkonsumsi sayur dan buah. Ayah juga figur tempat bertanya bila keluarga menghadapi permasalahan. 

Umumnya sikap ayah menjadi teladan, maka sebagai seorang ayah janganlah bersikap 'mo-limo' menurut filsafat Jawa. Jangan suka mencuri (korupsi), jangan suka minum (mabuk-mabukkan), jangan suka main (berjudi), jangan suka madat (mengkonsumsi narkoba, candu) dan jangan suka madon (main perempuan, selingkuh, keluyuran ke klub malam).

Sepertinya sosok seorang ayah harus sempurna, sebagai manusia biasa, sosok ayah juga bisa berbuat khilaf. Entah suara bernada terlalu tinggi saat mengingatkan pada isteri atau anaknya. Seakan marah, sehingga membuat isteri dan anak ketakutan.

Bila seorang suami atau ayah pernah khilaf, isteri dan anak wajib memberikan kesempatam kedua untuk memperbaiki kesalahannya. Dosa seorang ayah yang paling fatal adalah berselingkuh karena mengkhianati isteri dan anak-anaknya. Namun keluarga yang mau memafkan dapat membuat seorang ayah mau bertobat dan berubah.

Yang semula tidak mau menemani keluarga belanja mulai bersedia dan lebih banyak tinggal di rumah seperti menonton film di televisi atau membaca buku. Akhirnya isteri dan anak-anak akan merasa bangga pada sosok ayah yang mau berubah.

Meski sudah pernah berbuat kesalahan, sosok ayah tetap diperlukan. Tidak ada ayah yang sempurna, dan anak-anak harus memahami hal ini. Bila seorang anak membutuhkan cinta sang ayah, sudah sewajarnya anak juga menunjukkan rasa cinta pada ayahnya.  Bagaimanapun posisi seorang ayah tak tergantikan oleh siapapun dalam hati sang anak, meskipun sang ibu mampu menjadi orang tua tunggal yang baik.

Seorang ayah sungguh merasa bangga, bila putranya mau meneladaninya. Selamat Hari Ayah!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun