Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Sombong Tetaplah Rendah Hati

7 November 2020   21:38 Diperbarui: 7 November 2020   21:38 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sombong (sumber: sabigaju.com)

Sifat sombong atau angkuh adalah sifat seseorang ysng merasa lebih daripada orang lain. Lebih baik, lebih hebat dan lebih  kaya, lebih pintar, dan lebih yang lain.

Sifat sombong dapat dilakukan oleh siapa saja, entah orang tua maupun anak kecil sekalipun, orang kaya atau orang miskin, wanita maupun pria. Siapapun dapat dihinggapi sikap ini.

Pada umumnya seseorang akan muncul sikap sombongnya bila karienya sedang naik, hartanya menumpuk makin banyak, baru mendapat gelar Master atau Doktor, mampu dekat dengan pejabat, mendapat kenaikan jabatan dan hal-hal lain yang dasarnya terjadi peningkatan status atau derajat.

Seharusnya seseorang yang naik status tidak sewajarnya untuk brrbesar kepala atau menepuk dada gara-gara keberhasilannya itu. Seharusnya makin tinggi status seseorang harus tetap rendah hati dan tidak lupa diri. Kalau mau berkaca pada tanaman padi, makin matang dan makin berisi justru makin menunduk

Bila seseorang yang naik status menjadi lupa diri dan berubah menjadi manusia yang sombong dan tinggi hati, artinya  orang itu tidak bijak sehingga akan mudah jatuh dari statusnya karena dirinya belum siap secara mental.

Bila seseorang mengalami kenaikan status hendaknya tetap rendah hati, karena ciri orang yang bijak harus senantiasa rendah hati dalam kondisi apapun.

Makin tinggi status seseorang biasanya godaan atau gangguan makin besar, hendaknya makin bijak dalam bertindak dan bersikap. Singkatnya 'BE HUMBLE!'

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun