Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Halaman Buku yang Hilang

19 Oktober 2020   19:13 Diperbarui: 19 Oktober 2020   19:31 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada sebuah sekolah seorang guru bertanya kepada muridnya dalam pelajaran sejarah Indonesia "Tony, siapakah Joko Widodo itu?"

"Tukang mebel, bu guru."

Ibu guru spontan mengatakan "Salah! Coba jawab yang benar".

Tony tetap kukuh dengan jawabannya.

"Tony, coba buka sejarah Indonesia mengenai biografi Joko Widodo. Apakah kemarin kamu sudah mempelajarinya?"
"Sudah bu guru, Joko Widodo adalah tukang mebel."

Ibu guru segera minta Tony kefepan kelas sambil membawa buku sejarah Indonesia miliknya dan menunjukkan halaman buku sejarah Indonesia yang memuat biografi Joko Widodo.
Ternyata pada buku sejarah Indonesia milik Tony cetakan tentang biografi Joko Widodo hanya ada satu halaman saja.

Biografi Joko Widodo  hanya tercetak saat masih bekerja menjadi tukang mebel di Solo. Ibu guru segera sadsr bahwa pada buku sejarah Indonesia milik Tony ada halaman yang hilang. Mungkin pencetaknya saat menjilid buku kurang teliti sehingga ada halaman yang terlewat. Tentu saja Tony tidak mengetahui kelanjutan biografi Joko Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia yang ke tujuh.

Pendapat ibu guru benar bahwa Joko Widodo adalah presiden. Jawaban Tony juga benar, karena yang ia pelajari dari buku sejarah Indonesia miliknya Joko Widodo adalah tukang mebel.

Dalam kisah diatas keduanya benar. Lzlu.mengapa terjadi dua jawaban berbeda?
Karena ibu guru dan Tony, akhirnya menyadari bersama ada halanan buku yang hilang

************

Kejadian seperti ini sering terjadi dalam kehidupan Anda. Setiap dua orang atau kelompok dapat berbeda pendapat yang terjadi akibat "halanan buku yang hilang" sehingga memunculkan perbedaaan pengetahuan dan pemahaman.

Bila Anda sedang terlibat perselisihan dengan teman kerja Anda, atau Anda dengan boss Anda, atau Anda dengan staf Anda, atau Anda dengan suami atau isteri Anda, atau Anda dengan anak Anda tahanlah emosi Anda. Karena sebenarnya yang Anda cari adalah  " halaman buku yang hilang". Anda harus menghindari pertikaian gara-gara ingin mempertahankan kebenaran masing-masing.
Saat dua orang atau dua kelompok berbeda pendapat, jangan cepat bertengkar, tapi coba "carilah halaman buku yang hilang".

Dalam menyelesaikan beda pendapat, bukan mencari siapa yang benar dan salah. Karena bisa saja keduanya sama-sama benar, hanya saja sempat terjadi beda pendapat akibat "halaman buku yang hilang" pada dua orang atau dua kelompok  tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun