mengungkit bantuan yang pernah diberikan pada sesorang. Dari yang ringan, seperti suka mentraktir makan siang hingga memberikan peluang untuk naik pangkat atau jabatan.
Ada sebuah sikap kurang baik dari seorang manusia yakni sukaSangat tidak etis bila bantuan yang pernah diberikan, pada suatu saat harus diungkit kembali. Padahal seseorang itu mambantu atau menolong seharusnya dilakukan secara tulus.Â
Mengungkit suatu bantuan bukan suatu kesalahan yang besar, tapi dapat menjadi bahaya bila ternyata ada motif untuk meminta balasan. Jika di dalam mengungkit kebaikan itu ada motif menuntut balas budi atas kebaikan yang pernah Anda lakukan kepada orang lain.Â
Menuntut balas budi itu bermacam-macam bentuknya, membuat orang yang kepadanya Anda lakukan kebaikan, agar mengingat kebaikan Anda pun termasuk ke dalam kategori menuntut balas budi.
Bila Anda sudah menolong seseorang janganlah sekali-kali mengatakan bahwa kebaiksn yang pernah Anda berikan harus dibalas dengan kebaikam pula. Hal ini akan menimbulkan masalah, karena tidak seharusnya orang yang telah Anda tolong harus mengembalikan bsntuan bahkan kalau perlu bersama bunganya.
Bantuan yang diberikan tidak selalu berupa uang tetapi bisa berbentuk perbuatan yang sulit diperhitungkan. Bantuan adalah sebuah pemberian yang tidak diminta, jadi sebaiknya dilakukan secara tulus dan jangan diperhitungkan sebagai hutang.
Bantuan sebaiknya dilakukan tanpa pamrih jadi seandainya yang dibantu tidak berterima kasih, Anda tidak perlu menyesal dan mengungkit semua bantuan yang prrnah Anda berikan.
Ksrena suatu kebaikan yang diungkit kembali adalah bukan sustu kebaikan. Jika Anda tidak siap memberikan kebaikan, sebaiknya Anda tidak perlu melakukan kebaikan itu. Lebih baik lagi lakukan kebaikam sebanyak-banyaknya, kemudian segera lupakan
Bila Anda seorang yang berbudi, jangan pernah mengungkit kebaikan yang pernah Anda lakukan.
Jangan selalu mengingat-ingat kebaikan yang pernah Anda lakukan, tapi sebaiknya ingatlah kebaikan yang pernah orang lain lakukan kepada Anda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H