Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apa Panduan Hidupmu?

3 Oktober 2020   13:32 Diperbarui: 3 Oktober 2020   13:38 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Guru (dalam hati berdoa). "Syukur kepada-Mu ya Tuhan. Engkau senantiasa menuntun perjalanan hidup murid saya".

Guru kemudian melanjutkan lagi pembicaraan dengan muridnya.

"Muridku. Hal itulah yang membuatmu dapat menjalani hidup ini dengan tenang. Karena hati yang menjadi panduan hidupmu. Itu artinya, Tuhan ada di dalam hatimu dan Tuhan yang menuntun hidupmu. Meringankan beban yang ada di pundakmu, dan melapangkan jalan untukmu. Berbeda dengan orang disekitarmu yang menjadikan pikiran sebagai panduan hidupnya".

"Dengan menjadikan pikiran sebagai panduan hidup, maka lupalah bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup dan kehidupan kita adalah merupakan penyelenggaraan-Nya, termasuk hidup dan mati kita, semuanya itu ada dalam tangan-Nya".

"Sungguh sangat disayangkan, karena ada banyak manusia memahami hal ini, namun melupakan Tuhan yang adalah Sang Pencipta, di mana hidup dan mati kita ada pada-Nya."

"Lalu, bagaimana dengan yang namanya iman, kepasrahan kita kepada-Nya?.Seringkali kita memaksakan kehendak dan keinginan kita pada Tuhan. Kalau Tuhan tidak atau belum mengabulkan permintaan melalui doa, lalu dengan mudahnya meninggalkan Tuhan dan mencari 'Tuhan' yang lain pada sesamanya yang dianggap dapat melapangkan keinginannya. Keinginan daging itu yang akan membuat dirinya hancur."

"Muridku. Itulah gambaran dari kondisi saat ini yang telah membuat banyak orang mencari pegangan pada sesamanya. Menyedihkan, namun itulah gambaran sesungguhnya."

"Menjauhkan diri dari Tuhan justru malah mendatangkan kegelisahan dan menambah kekhawatiran sekali pun Tuhan Pemilik Kehidupan berucap: 'Jangan khawatir' tetapi mengapa begitu banyak orang masih saja hidup dalam rasa ketakutan, kecemasan, kegelisahan, serta kekhawatiran. Jawabannya, karena mereka tidak punya pegangan hidup yang dapat dihandalkan. Mereka melupakan bahwa semua yang terjadi adalah merupakan penyelenggaraan-Nya."

"Hidup kita adalah merupakan penyelenggaraan Tuhan, Pencipta sekaligus Pemilik Kehidupan. Tuhan menyelenggarakan hidup dan kehidupan kita setiap hari.  Mengapa kita harus khawatir?.
Mengapa tidak kita menyerahkan kekhawatiran kita itu pada penyelenggaraan Tuhan melalui ketekunan dalam doa. Ketekunan dalam jalinan relasi yang sepenuh hati dengan-Nya yakin dan percayalah, bahwa Tuhan senantiasa menyertai perjalanan hidup dan kehidupan keseharian kita. Tuhan tidak akan memberikan beban berat penderitaan hingga kesusahan terus menerus ada dalam hidup kita. Dan Tuhan tidak akan memberikan beban kehidupan melebihi kekuatan yang kita mampu memikulnya. Itulah muridku yang dapat Guru sampaikan. Guru senang mengetahui bahwa engkau menjadikan hati sebagai panduan hidupmu. Dengan menjadikan hati sebagai panduan hidup, maka beban apa pun yang ada di hidupmu, engkau akan dapat melaluinya. Hatimu tenang, damai, dan penuh sukacita."

"Terima kasih Guru atas penjelasannya. Semoga hidup kita senantiasa menyertakan Tuhan Sang Pemilik Kehidupan, agar hati kita tenang, damai, dan penuh sukacita. Amin."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun