Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Resesi

24 September 2020   18:20 Diperbarui: 24 September 2020   18:24 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Resezi (sumber: zonajakarta.pikiranrakyat.com)

Issue bahwa Indonesia akan masuk ke jurang resesi terjawab sudah. Menteri Keuangan Sri Mulyani sudah menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi  Indonesia pada Q3'20 akan minus. Buktinya, dalam dua kuartal Indonesia telah mengalami pertumbuhan ekonomi minus. 

Bagaimana rakyat kecil memahami arti resesi. Di warung-warung kopi murahan rakyat kecil juga sudah ikutan membahas resesi. Mereka dengan ilmunya atau pemahamannya masing-masing saling memberi komentar. Mereka beranggapan bahwa Indonesia sudah dalam kondisi bahaya.

Benarkah demikian?

Gara-gara pandemi Covid-19 banyak negara mengalami resesi tidak hanya Indonesia, jadi resesi terjadi secara global

Menurut pemahaman rakyat kecil bahwa negara yang mengalami resesi itu perekonomiannya hancur. Mereka masih ingat betapa sengsaranya rakyat kecil saat resesi melanda Indonesia pada tahun 1998. Banyak bank dan perusahaan bangkrut, pemutusan hubungan kerja terjadi dimana-mana, ekonomi jatuh ke titik nadir dan negara terancam hancur. Bahkan bisa terjadi kerusuhan dimana-mana karena rakyat kecil  kelaparan.

Bila kita mengkaji lebih dalam, kondisi Indonesia saat ini sama sekali berbeda dibandingkan dengan tahun 1998. Saat itu ekonomi jatuh lebih dari 17% dalam 1 tahun. Untuk saat ini, paling hanya turun di kisaran 1 – 2% per tahun. Sebenarnya masih tergolong normal, semua negara juga mengalami hal yang sama. Bahkan Indonesia ekonominya terbaik ke 6 di dunia. Di antara negara G20, bahkan Indonesia menduduki peringkat terbaik kedua.

Pengertian resesi itu pertumbuhannya melambat. Misalnya Anda yang memiliki warung makan dan biasanya melayani 100 pelanggan, kini penjualannya menurun menjadi 50 pelanggan saja. Yang jualan baju biasa mampu menjual 20 potong per hari, kini hanya laku 5 potong saja. Supir taksi daring yang biasa mengantar 15 trip sehari, kini  hanya 5 trip saja.

Menurut rakyat kecil saat PSBB berlangsung pertama kali, mereka sudah mengalami penjualan menurun.

Nah itulah awal resesi. Jadi tidak perlu ditakuti dan dibesar-besarkan. Yang penting Anda dan keluarga selalu sehat tidak terpapar pandemi Covid-19. Selalu mentaati protokol kesehatan seperti bila keluar rumah selalu memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan dengan sabun dan hand sanitizer.

Kesimpulannya, janganlah terlalu paranoid dengan issue atau berita resesi tahun 2020, karena sangat jauh berbeda dengan resesi tahun 1998. Percayalah!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun