Sabtu 22 Agustus 2020 jam 16.00 WIB, Kotekasiana salah satu komunitas jalan-jalan Kompasiana kembali menyelenggarakan webinar bersama Syahmedi Dean, seorang fashion stylist asal Medan dari pusat mode dunia, Paris.
Webinar dengan tajuk "Keep stylist in the Era of New Normal" telah berlangsung seru selama satu jam lebih. Syahmedi Dean dengan sabar melayani semua pertanyaan pemirsa baik yang berdomisili di Eropa maupun Indonesia.
Syahmedi Dean masuk ke dunia mode sejak 1996 setelah menyelesaikan kuliahnya pada Desain Komunikasi Visual di Institut Seni Indonesia, Yogyakarta. Bergabung dengan majalah Harpers Bazaar Indonesia sebagai wartawan fashion stylist hingga akhirnya berkarier sendiri sebagai Editor Director majalah daring fashion dan luxury luxina.id.
Menurut Syahmedi Dean yang memiliki hobi membaca majalah dan menulis novel metro pop ini, fashion adalah bahasa visual, seseorang hendaknya memiliki pengalaman dalam aktivitas sosial. Dalam fashion seseorang harus memperhatikan impresi warna yang menentukan suasana event yang dihadiri.
Tampil dengan baju kakhi berwarna ungu dengan mengenakan topi cowboy berwarna hitam, Syahmedi tampil macho jauh dari kesan feminin yang biasa nampak pada para fashion stylist.
Menurut bang Dean hidup di dunia fashion tidak berarti selalu membeli busana mahal karena busana yang baik dapat dikenakan pada beberapa event. Tinggal menyelaraskan dengan warna sesuai suasana event.
Bang Dean yang hidup mondar mandir di kota mode dunia Perancis -Italia kini menetap di Paris dan sempat mengalami lockdown saat pandemi Covid-19 melanda dunia.
Bagi penggemar literasi, bang Dean adalah novelis yang cukup produktif dengan sekuel novelnya. Mulai menulis novel sejak 2005-2007 telah menghasilkan Ednastoria (L.S.D.L.F) atau "Lontong Sayur Dalam Lembar Fashion", J' Adore (J.P.V.F.K) atau "Jakarta Paris Via French Kiss", Bohemia (P.G.D.P.C) atau "Pengantin Gypsy Dan Penipu Cinta", dan Monsoon (A.M.S.A.T) atau "Apa Maksud Setuang Air Teh", yang berkisah tentang kiprahnya di dunia fashion kelas dunia. Membaca novelnya seolah-olah Anda berasa di pusat mode dunia.
Selain sekuel novel dengan judul singkatan ini, bang Dean juga menerbitkan novel "Pangeran Kertas", "Surga Retak" yang berupa kritik sosial berupa tinjauan sosiologi, serta "Tenun Doyo dan Sulam Tumpar" tentang seni  wastra di Kutai Barat, Kalimantan.
Bang Dean juga salah seorang yang ikut membidani boy band SMASH.Â