Ungkapan sesuai judul tulisan ini pernah terdengar, saat sebuah komunitas membagikan pulsa kepada siswa dari golongan kurang mampu, seperti anak petugas kebersihan, anak tukang becak, anak pengemudi ojol, anak pedagang keliling pada sekolah di Surabaya.
Meski orangtua kurang mampu mereka rata-rata memiliki satu ponsel (handphone). Dan rata-rata mereka memiliki anak usia sekolah 1-5 orang. Dengan adanya pandemi Covid-19 pendidikan beralih dari sistem tatap muka ke sistem pelajaran jarak jauh (PJJ).Â
Kesulitan segera muncul saat anak-anak usia sekolah harus berebut HP satu-satunya milik orangtuanya guna dipergunakan untuk mengikuti pelajaran secara daring.
Setelah melihat kondisi yang memprihatinkan ini komunitas lalu berinisiatif mengumpulkan HP bekas layak pakai untuk dibagikan kepada siswa dari keluarga kurang mampu. Ternyata nengumpulkan HP bekas layak pakai lebih sulit daripada mengumpulkan uang.Â
Akhirnya ditempuh dua cara, selain mengumpulkan HP bekas layak pakai juga dikumpulkan uang. Â Dan ternyata pengumpulan uang jauh lebih banyak sehingga cukup untuk dibelikan HP baru meski dari merek lokal. Jadi harganya masih cukup terjangkau untuk mendapatkan sejumlah HP baru.
Masalah Lain
Masalah pendidikan di kota besar sekelas Surabaya nampaknya selesai, dengan adanya bantuan HP dan pulsa. Masalah masih ada di kota-kota yang provider atau penyedia internet sinyalnya kurang kuat atau bahkan tidak stabil sehingga siswa harus bersusah payah mencari lokasi yang sinyal internet masih dapat diterima dengan baik.
Bagaimanapun juga bila Pemerintah khususnya Kemendiknas masih menerapkan sistem PJJ maka selain memberikan subsidi pulsa, sebaiknya Kemendiknas menggandeng Kominfo untuk menghimbau bahkan bila perlu mengharuskan para perusahaan penyedia internet untuk lebih banyak memasang BTS di wilayah-wilayah yang masih susah sinyal.
Pendidikan adalah masalah krusial bagi anak bangsa, sebaiknya Pemerintah segera turun tangan guna menyelamatkan anak bangsa yang terpinggirkan gara-gara sistem PJJ yang harus diterapkan guna mencegah sekolah jangan menjadi cluster baru bagi penularan Covid-19.Â
Selain aman Covid-19 hendaknya siswa harus merasa aman dan nyaman bisa belajar di dalam rumah tanpa harus keluar rumah untuk mencari sinyal internet.Â
Apalagi kalau harus menyewa internet pada warung internet atau harus memasang wifi di rumah yang jelas-jelas akan membebani orangtua siswa yang kurang mampu. Mari kita pikirkan bersama solusi terbaiknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H