Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kenapa Trump Membenci "Tik Tok"?

11 Agustus 2020   18:50 Diperbarui: 11 Agustus 2020   18:44 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tik Tok adalah aplikasi sosial media yang sangat sukses, hampir setara dengan Twitter dan Instagram. Perorangan atau kelompok begitu menggandrungi dan terbius  pada aplikasi ini yang menari dengan kreasi sendiri. Bahkan sosial media yang asalnya dari rintisan (startup) asal Tiongkok ini mampu menghasilkan selebritas sekelas Yoituber. 

Anak muda yang menjadi selebritas Tik Tok pada umumnya tidak mau kembali lagi ke kampus. Uniknya, Tik Tok tidak hanya digemari oleh anak muda saja, orang dewasa juga tergila-gila pada Tik Tok. Contohnya sekelompok ibu-ibu yang sengaja menari Tik Tok di Jembatan Suramadu Jawa Timur.

Lalu kenapa tiba-tiba Presiden Amerika Serikat tiba-tiba meradang dan akan melarang Tik Tok di Amerika Serikat bila aplikasi ini tidak dijual ke Amerika Serikat?

Aplikasi rintisan ini dikembangkan oleh seorang Tionghoa dari suku Hokkian  Tio Ek Meng atau -Zhang Yi Ming. Dalam bahasa Hokkian, Tik Tok artinya bercanda, bukan suara detak jam.

Donald Trump pada era Covid-19 dengan percaya diri telah mengadakan kampanye di Oklahoma, telah terdaftar ratusan ribu orang untuk hadir dalam kampanye tersebut. Namun gara-gara serangan boikot melalui aplikasi Tik Tok, jumlah yang menghadiri kampanye hanya 6.000 orang. Trump sangat marah dan kesal saat pulang ke Washington.

Dalam kemarahannya Trump berhasrat mau meruntuhkan Tik Tok yang telah menggagalkan kampanyenya. Kampanye Trump di Oklahoma digagalkan oleh aksi boikot yang dilakukan melalui aplikasi Tik Tok.

Terlebih Zhang Yi Ming berasal dari daerah Tuluo tempat yang dicurigai merupakan silo rudal Tiongkok yang pernah dilihat oleh astraunaut Amerika Serikat. Hal ini menjadi sindrom traumatik bagi Trump.

Bagaimana nasib Tik Tok ? Semoga para penggemar Tik Tok di Indonesia tidak akan bersedih bila Tik Tok disembelih oleh Trump.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun