Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Klepon, Kenapa Jadi Polemik?

22 Juli 2020   19:26 Diperbarui: 22 Juli 2020   19:16 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Klepon (sumber: fajar.co.id)

Klepon, siapapun tahu. Bentuknya bulat warna kebanyakan hijau meski ada saja yang menyajikan warna lainnya. Tergolong jajan pasar, bagian luarnya cenderung hambar paling jadi gurih karena pengaruh kelapa, sementara setelah digigit bagian dalamnya yang berisikan gula aren memberikan rasa manis.

Entah siapa yang memulainya, tiba-tiba minggu ini si bulat hijau manis ini menjadi trending topic. Klepon disebutkan tidak Islami dan dikaitkan dengan agama Nasrani. Dituliskan klepon memperingati gugurnya seorang santo yang sering mengenakan jubah hijau.

Sepertinya berita ini mengada-ada, karena kudapan ini asalnya dari Jawa yang namanya memberi petuah kehidupan atau pasemon yang memiliki arti yang dalam.

Klepon adalah kependekan dari "kanti lelaku pesti ono " yang artinya tindakan prihatin pasti ada jalan keluarnya.

Klepon melambangkan kelembutan, ketepatan, kesabaran, keuletan serta ketelitian. Komposisi dalam pembuatan klepon harus tepat, tidak boleh kurang dan tidak boleh lebih.

Kualitas cita rasa klepon ditentukan oleh racikan komposisi bahan dasarnya. Tepungnya, gula arennya juga kelapanya.

Secara filsafat klepon berarti  bila bertindak  tidak boleh asal-asalan harus mematuhi aturannya. Arti dalam kehidupan adalah hidup ini tidak berdasar komposisi duniawi saja namun juga perlu keuletan  kesabaran dan ketelitian.

Cara menyantapnya juga ada caranya, setelah klepon masuk ke dalam mulut, mulut harus ditutup rapat, karena isinya dapat muncrat keluar. Inipun mengandung filsafat, jaga bicaramu agar tidak mempermalukanmu.

Pada saat menyantap klepon mulut harus tertutup rapat  artinya temukan manisnya kehidupan. Rasakan rasa manis gula aren didalam mulutmu.

Lalu kenapa klepon harus dijadikan bahan polemik berbau SARA lagi? Biarlah jajan pasar ini selalu memaniskan kehidupan Anda, janganlah dibawa ke ranah berbau SARA. Bahan dasar klepon semuanya halal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun