Kata "change" sempat booming saat bisnis daring memporak porandakan bisnis konvensional. Airbnb mempecundangi hotel. GoJek, Grab dan Uber mempecundangi taksi.Â
Sama halnya dengan kisah seorang raja yang setelah pergi berkeliling kerajaannya dan mendapati kakinya lecet, lalu memerintahkan Menterinya untuk melapisi jalanan diseluruh kerajaan dengan bulu binatang agar kaki rakyatnya tidak terluka.
Sang Raja lupa bahwa dia tidak perlu merubah jalanan karena masalah kakinya lecet, cukup dia yang merubah dirinya sendiri dengan berjalan menggunakan alas kaki.
Jadi bila ada suatu hal yang menjadi masalah janganlah menuntut orang lain untuk berubah karena justru Andalah yang seharusnya berubah.
Jauh lebih mudah mengubah diri sendiri, khususnya bila keadaan tidak bisa diubah, apalagi bila Anda tidak memiliki kekuasaan agar orang lain berubah.
Dengan merubah diri Anda, sebenarnya Anda telah mempengaruhi orang-orang disekitar Anda.
Kehidupan adalah proses perubahan terus menerus. Kemampuan, keterampilan, sikap dan pemikiran Anda di masa lalu tidak akan mampu untuk menghadapi masalah pada masa depan.
Agar Anda tidak terlena dan tergerus oleh perubahan,maka dari waktu ke waktu Anda harua bercermin dan mengevaluasi diri. Anda harus mampu jujur terhadap diri sendiri, juga pertahankan orang-orang disekitar Anda yang kreatif dan kritis, bukan hanya "yes man". Agar mau mengingatkan Anda bila Anda salah bertindak.
Anda harus sanggup merubah diri Anda sendiri, karena tidak ada orang lain yang sanggup merubah diri Anda.
Dalam segala keadaan, Anda ditantang untuk mengubah diri sendiri, khususnya bila Anda tidak mampu mengubah situasi disekitar Anda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H