Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar dari Kegagalan Membuat Anda Kuat

7 Juli 2020   20:59 Diperbarui: 7 Juli 2020   20:52 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adalah sebuah cerita kisah sukses yang pada akhirnya berakhir dengan linangan air mata. Adalah sebuah keluarga yang memiliki seorang anak laki-laki yang terkenal pandai di sekolahnya, selalu menduduki ranking pertama di kelas bahkan sekolah. 

Saat lulus dari Sekolah Menengah Atas langsung diterima di perguruan tinggi melalui program pencarian bakat, akhirnya si anak pandai ini lulus menjadi sarjana dengan predikat magna cumlaude. Banyak perguruan tinggi menawarkan bea siswa studi lanjut S2 yang diambilnya dan berhasil menggondol ijasah MBA dengan nilai sangat memuaskan.

Si anak ini akhirnya diterima bekerja pada sebuah perusahaan dengan gaji tinggi dan posisi yang cepat meroket keatas. Kehidupannya yang mapan membuatnya segera menikah dan membeli sebuah rumah besar dan mobil mewah meski dengan melalui program angsuran melalui kredit bank.

Secara singkat anak laki-laki ini telah berhasil mendapatkan segalanya. Gelar yang tinggi, jabatan tinggi, isteri cantik, dan kemewahan hidup. Dan Anda akan sangat terkejut bila pada akhir cerita mendapati dia mati bunuh diri beserta isteri dan anak-anaknya.

Dimana letak kesalahannya? Kisah ini sering diangkat menjadi studi kasus pada pendidikan psikologi.

Penyebab anak laki-laki sukses ini bunuh diri adalah karena ia telah kehilangan pekerjaan karena terjadinya krisis ekonomi. Pertama-tama dia harus menerima pemangkasan gaji meski tetap dapat bekerja. 

Hal ini berakibat angsuran rumah besar dan mobil mewahnya menjadi macet dan disita bank. Ia dapat mencoba bertahan beberapa bulan dengan penghasilan yang masih diperolehnya namun mulai dihinggapi depresi sehingga akhirnya memutuskan untuk bunuh diri bersama keluarganya. 

Pertama-tama dia menembak isteri dan anak-anaknya dan terakhir menembak dirinya sendiri.

Anak laki-laki ini selama hidupnya hanya mengalami keberhasilan dan ia tidak pernah diajarkan untuk menerima kegagalan.

Banyak kisah sukses orang-orang yang berhasil selalu diawali oleh serangkaian kegagalan.. Kegagalan ini yang menempa diri agar berani jatuh untuk bangun kembali.

Jadi sebagai orangtua, Anda harus mampu memetik pelajaran  dari kisah diatas. Jangan mendidik anak Anda untuk menggapai kesuksesan, tetapi ajarilah untuk menghadapi kegagalan. Sebuah pelajaran yang bermakna dalam sebuah kehidupan.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun