Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengasihi Tidak Selalu Menyetujui

28 Juni 2020   19:07 Diperbarui: 28 Juni 2020   18:56 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun dalam kehidupan sehari-hari dua orang yang berpacaran atau sedang memadu kasih seakan-akan menyetujui setiap pemikiran dan tindakan orang yang dikasihinya. Sehingga Anda sering menyalah artikan antara mengasihi, menerima dan menyetujui. Bila ada dua pasangan yang tidak saling menyetujui apakah berarti keduanya sedang saling bermusuhan?

Salah satu pasangan bisa saja bisa tidak menyetujui pemikiran, pandangan atau tindakan pasangannya  namun tidak berarti kedua pasangan ini tidak saling mengasihi..

Banyak pandangan yang salah kaprah, bila dua orang saling berbeda pandangan  tentu sedang bermusuhan. Pandangan salah ini telah memecah belah manusia.  Dunia menjadi janggal bila Anda dipaksa untuk menyetujui pandangan tertentu.

Cinta akan sirna dari dunia ini bila Anda menyamakan bahwa cinta artinya pengejawantahan dari dua orang yang saling setuju atas suatu pandangan. Hakekat tertinggi dari cinta adalah bila sepasang manusia dapat saling menerima pandangan orang lain, kelebihan dan kelemahannya, baik dan buruknya.

Identik dengan hubungan orang tua dan anak. Orang tua mengasihi anaknya, namun tidak semua perilaku dan pendapat sang anak disetujui orang tua demikian pula sebaliknya. Jadi saling mengasihi tidak berarti saling menyetujui. Menyetujui tidak berarti selalu saling mengasihi

Anda dapat mengasihi tanpa harus menyetujui karena Anda menerima orang lain sebagai bagian dari sesama manusia. Kasih berdasarkan pada penerimaan bukan persetujuan, bahwa Anda menerima orang lain, tanpa harus menyetujui pandangannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun