Meskipun dalam kehidupan sehari-hari dua orang yang berpacaran atau sedang memadu kasih seakan-akan menyetujui setiap pemikiran dan tindakan orang yang dikasihinya. Sehingga Anda sering menyalah artikan antara mengasihi, menerima dan menyetujui. Bila ada dua pasangan yang tidak saling menyetujui apakah berarti keduanya sedang saling bermusuhan?
Salah satu pasangan bisa saja bisa tidak menyetujui pemikiran, pandangan atau tindakan pasangannya  namun tidak berarti kedua pasangan ini tidak saling mengasihi..
Banyak pandangan yang salah kaprah, bila dua orang saling berbeda pandangan  tentu sedang bermusuhan. Pandangan salah ini telah memecah belah manusia.  Dunia menjadi janggal bila Anda dipaksa untuk menyetujui pandangan tertentu.
Cinta akan sirna dari dunia ini bila Anda menyamakan bahwa cinta artinya pengejawantahan dari dua orang yang saling setuju atas suatu pandangan. Hakekat tertinggi dari cinta adalah bila sepasang manusia dapat saling menerima pandangan orang lain, kelebihan dan kelemahannya, baik dan buruknya.
Identik dengan hubungan orang tua dan anak. Orang tua mengasihi anaknya, namun tidak semua perilaku dan pendapat sang anak disetujui orang tua demikian pula sebaliknya. Jadi saling mengasihi tidak berarti saling menyetujui. Menyetujui tidak berarti selalu saling mengasihi
Anda dapat mengasihi tanpa harus menyetujui karena Anda menerima orang lain sebagai bagian dari sesama manusia. Kasih berdasarkan pada penerimaan bukan persetujuan, bahwa Anda menerima orang lain, tanpa harus menyetujui pandangannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H