Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Beda Jenis Tes Virus Corona

19 Juni 2020   21:45 Diperbarui: 20 Juni 2020   10:19 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada saat virus corona merebak, maka banyak jenis pengujian guna mendeteksi apakah seseorang sudah tergolong PDP (Pasien Dalam Pengawasan) atau ODP (Orang Dalam Pemantauan) atau OTG (Orang Tanpa Gejala).

PDP adalah orang yang sudah dinyatakan positif terpapar virus corona setelah menjalani pemeriksaan diagnostik untuk Covid-19 berupa test PCR (Polymerase  Chain Reaction) tepatnya Real Time PCR berupa swab dengan melakukan pengambilan sample dengan mengusap tenggorokan.

Banyaknya orang-orang berstatus OTG, membuat diperlukannya tes yang lebih cepat. Karena hasil tes swab baru bisa keluar paling cepat setelah 7 hari. Maka muncullah yang disebut rapid test. Rapid test ini bukan tes diagnostik, jadi hanya sebagai penyeleksi secara cepat menentukan seseorang berpotensi atau tidak berpotensi terinfeksi virus corona.

Hasil positif pada Rapid test tidak bisa otomatis seseorang disebut PDP sebelum dilakukan tes swab

 Sebaliknya, hasil negatif pada Rapid test bukan berarti orang tersebut boleh langsung digolongkan  bebas covid-19. Hasil Rapid-test hanya berlaku 3 hari maksimal 10 hari. Setelah melewati hari itu, harus dilakukan Rapid test ulang. Bila hasilnya positif, orang ini harus menjalani tes swab untuk boleh disebut PDP, sebaliknya bila hasilnya negatif, sementara orang ini boleh digolongkan bebas covid-19.

Orang yang telah melakukan Rapid test dengan hasil positif maupun negatif sebaiknya tetap menjalani karantina karena memiliki potensi mengidap covid-19.

Dengan demikian bila ada perusahaan yang mewajibkan tamunya sudah lulus Rapid test hal ini tidak menjamin keamanan bagi orang-orang di dalam perusahaannya.

Akhir-akhir ini Rapid test banyak yang dikomersialkan dengan biaya dari 250 ribu Rupiah hingga 500 ribu Rupiah.

Berhati-hatilah dan waspadalah senantiasa dengan  selalu memakai masker bila keluar rumah, menjaga kebersihan diri dengan cuci tangan dengan sabun atau cairan hand sanitizer. Jangan meminjam helm atau pakaian atau alat makan minum dari siapapun. Jalani New Normal dengan hidup bersih dan menjaga jarak , tetapi tidak terlalu berlebihan ketakutan. Selamat memasuki New Normal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun