Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Tradisi Dhugdher di Semarang di Awal Ramadan

18 Mei 2020   06:51 Diperbarui: 18 Mei 2020   06:57 682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi Anda yang lahir dan dibesarkan di kota Semarang tentu tidak asing dengan sebuah festival yang digelar tiap tahun. Uniknya festival rakyat ini diadakan hampir satu bulan penuh selama bulan Ramadan, biasa diawali pada awal bulan Ramadan. 

Diadakan pada malam hari di dekat pasar Johar atau Masjid Besar Kauman, Semarang. Biasanya diawali dengan pawai kirab dari Gedung Balaikota hingga ke lokasi festival, festival rakyat ini sekaligus sebagai media dakwah. Mungkin, hanya tahun ini festival ini gagal terselenggara gara-gara ancaman pandemi corona.

Pada festival Dhugdher banyak diperjual belikan komoditi kebutuhan untuk menyambut Lebaran, seperti pakaian (baju koko, sarung, peci, sepatu, sandal, baju gamis, tas), kue-kue dan yang paling menarik bagi anak-anak adalah aneka  permainan.  

Sebutan Dhugdher sendiri berasal dari suara bedug saat dipukul 'Dhug' dan suara petasan 'Dher'. Karena dulu sebelum petasan dilarang dinyalakan, banyak orang memperdagangkan petasan guna menyambut Lebaran.

Aneka permainan unik yang saya ingat dan hanya muncul saat festival Dhugdher adalah Warak . Ada dua jenis warak biasa dan warak ngendhog (bertelur). Warak adalah personifikasi dari hewan dengan badan seperti singa namun dengan leher panjang dan kepala seperti naga. Ciri khas mainan lainnya yang dijual pada festival Dhugdher adalah gasing, sebuah permainan yang berputar dan mengeluarkan bunyi khas dan perahu motor yang dijalankan di dalam ember besar  berisi air yang mampu mengeluarkan bunyi peluit seperti kapal sesungguhnya.

Kenangan akan mainan yang hanya ada pada saat festival Dhugdher sangat terkesan pada ingatan saya sebagai sebuah tradisi guna menyambut Lebaran.

Festival Dhugdher adalah tradisi kota Semarang, apa tradisi di kota kelahiranmu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun