Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Perayaan Tiga Tahun Wisata Kreatif Jakarta di Museum Taman Prasasti

24 Februari 2020   11:16 Diperbarui: 24 Februari 2020   13:41 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wisata Kreatif Jakarta (WKJ) atau Jakarta Food Tour (JFT) tepat mencapai usia tiga tahun pada 16 Februari 2020. WKJ adalah usaha bisnis wisata dengan berjalan kaki (walking tour) yang dikembangkan oleh Ira Lathief. Kadangkala bila lokasi yang harus dicapai cukup jauh, dapat menggunakan media transportasi seperti angkutan kota, odong-odong, taksi online, bis wisata hingga MRT.

Dalam usia tiga tahun, WKJ telah memiliki tim pemandu wisata bersertifikat yang solid dan telah memiliki sekitar 60 tujuan Wisata Kuliner (Food Tour) di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan Bandung, 5 Wisata Kebhinekaan dan 5 Wisata Makam. WKJ hanya memungut beaya Rp. 80.000 untuk warga lokal dan USD 100 untuk warga negara asing, tidak termasuk biaya kuliner. Bahkan untuk wisata kebhinekaan yang digagasnya guna menumbuh suburkan toleransi di Indonesia, biaya bersifat sukarela tergantung tingkat kepuasan peserta. Wisata kebhinekaan pada umumnya mengunjungi tempat ibadah multi agama, seperti masjid, gereja, vihara, kelenteng maupun pura.

Hari Jadi

Tanggal 16 Februari 2020 dengan dress code khas WKJ merah, para pemandu wisata WKJ dan peserta yang akan merayakan hari jadi WKJ mendatangi Museum Taman Prasasti di jalan Taman Tanah Abang I Jakarta Pusat.

Museum Taman Prasasti meski luasnya tinggal 1,2 HA dari luas semula 5 HA tetap memiliki kharisma tersendiri. Semula sebagai kuburan kaum berpangkat atau kalangan atas (jetset) pada era Hindia Belanda, kini isi kuburan sudah dikosongkan dan hanya tersisa prasastinya saja yang indah dan unik, dan tidak menyeramkan lagi. Kini Museum Taman Prasasti banyak dikunjungi untuk acara pemotretan model, pre wedding, pagelaran busana, berburu foto dan peluncuran buku.

Acara dibuka dengan sambutan Irwan Septinadi selaku Kepala Sudin Parekraf Jakarta Pusat yang sangat senang dengan kunjungan ke Museum Taman Prasasti dan mempromosikan Festival Jalan Jaksa.

Exploration Race

Untuk memasuki Museum Taman Prasasti, tiket masuk hari Minggu senilai Rp. 5.000 harus dibayarkan dengan kartu Jak Lingko, sebuah kartu serba guna untuk masuk museum, membayar tiket MRT, TransJakarta dan angkutan kota.

Acara pertama adalah peserta dibagi menjadi empat regu @5 orang dengan dikawal satu orang pemandu wisata. Lalu masing-masing regu mendapat tugas menemukan 5 makam unik, berfoto bersama dan mengunggah di Instagram dengan hashtag yang ditentukan.

Regu "Selma" berhasil menjadi regu tercepat meski gagal menjadi pengisi konten terbaik, karena lupa menuliskan keterangan gambar pada tiap foto yang diunggah ke Instagram.

Nisan berbentuk candi (dokpri)
Nisan berbentuk candi (dokpri)

Perkenalan Pemandu Wisata

Acara dilanjutkan dengan perkenalan semua pemandu wisata WKJ yang hadir dan program wisata yang diampunya, lalu dilanjutkan dengan penjelasan yang komprehensif atas 5 nisan yang dilombakan yakni nisan Dr. H.F. Roll pendiri sekolah kedokteran untuk warga pribumi Stovia, Olivia Mariamme isteri Sir Thomas Raffles, Soe Hok Gie aktivis mahasiswa Universitas Indonesia yang gugur di puncak Gunung Semeru, Marius Hulswit tokoh pendiri katedral Jakarta, dan Dr. Andries Brandes tokoh arkeologi dan sastra Jawa Kuno yang nisannya berupa candi.

Nisan Olivia Raffles (dokpri)
Nisan Olivia Raffles (dokpri)

Kemudian seluruh peserta berkumpul di gazebo dan menyanyikan lagu "Selamat Ulang Tahun" dihadapan roti buaya, bukan kue taart. Dipilihnya roti buaya karena merupakan simbol kesetiaan bagi warga Betawi. Lalu roti buaya dibagi dan disantap bersama makanan lain yang dibawa secara potluck oleh seluruh peserta. Dilanjutkan dengan pembagian hadiah, goodie bag dan kuis. Acara ini berlangsung ditengah hujan lebat yang membasahi Museum Taman Prasasti.

Setelah hujan reda, dilakukan foto bersama dan tik-tok. Semua peserta pulang ke rumah masing-masing dengan kenangan mendalam. Bagi Anda yang tertarik dengan program wisata WKJ silakan menghubungi IG @WisataKreatifJakarta. Selamat mengenal kota sendiri melalui WKJ.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun