Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Ashfall", Film Drama Bencana dengan Harapan Penyatuan Korea

31 Desember 2019   11:10 Diperbarui: 2 Januari 2020   19:46 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film "Ashfall" di Korea (sumber: movie.mthai.com)

Di akhir tahun 2019, hampir semua film Hollywood dan nasional sudah saya tonton, padahal voucher tiket yang kedaluwarsa per tanggal 31 Desember 2019 masih di tangan. Saya pun terpaksa mencari alternatif lain, film Korea atau Thailand.

Akhirnya pilihan jatuh kepada film "Ashfall" sebuah film Korea Selatan, yang dalam waktu 7 hari sejak ditayangkan di negaranya per 19 Desember 2019, telah  berhasil meraup empat juta penonton (data : Soompi).

Pencapaian film "Ashfall" ini di atas "Frozen 2" sebuah film Disney, dan melampaui kecepatan pencapaian rekor penonton film Korea lainnya, seperti "Extreme Job" (8 hari), "The Thieves" (8 hari), "Veteran" (9 hari) dan "Ode to My Father" (12 hari).

Film tentang Bencana
Film ini berkisah tentang upaya penyelamatan daratan Korea dari ledakan Gunung Baekdu. Sebuah gunung berapi yang sudah lama pasif, secara tiba-tiba menjadi aktif dan menimbulkan guncangan besar yang dapat melenyapkan jazirah Korea, baik Korea Selatan maupun Korea Utara.

Seperti lazimnya film-film tentang bencana alam, setelah porak poranda, pasti akan berakhir dengan sebuah solusi yang membuat semua penonton senang, jadi sebenarnya tidak ada kejutan yang diharapkan pada akhir film.

Lihat saja hasil akhir pada film "2012", "Poseidon" dan "Armageddon" yang diproduksi Hollywood. Kelebihan pada film ini, penonton diajak mengalami ketegangan demi ketegangan, karena terdapat empat fase ledakan, dari ledakan pertama hingga ledakan keempat yang diprediksi akan menghancurkan daratan Korea.

Film dengan judul asli "Baekdusan" ini diawali dengan adegan sekelompok tentara Korea Selatan yang sedang membersihkan bom-bom di perbatasan Korea. Kapten Jo In Chang (Ha Jung Woo) setelah menyelesaikan tugasnya, buru-buru pulang guna menemui istrinya, Choi Ji Young (Bae Suzy) yang sedang hamil.

Kapten Jo memacu mobilnya agar dapat pulang tepat waktu sesuai janjinya kepada sang istri. Namun saat berhenti di perempatan sambil menunggu lampu pengatur lalu lintas memperbolehkan kendaraan berjalan, di samping mobilnya ia melihat seekor anjing yang sedang gelisah.

Tak lama kemudian, tersiar berita pada billboard di pinggir jalan, bahwa gempa bumi sedang menimpa Korea Utara. Nahasnya, tidak berapa lama kemudian, gempa bumi juga melanda Korea Selatan dan mengharuskan Kapten Jo berupaya menyelamatkan diri dari bahaya tertimpa reruntuhan gedung.

Ironisnya, saat Kapten Jo tiba di bawah apartemennya, dia menyaksikan gedung apartemen tempat tinggalnya runtuh. Dan berlangsunglah kondisi darurat, warga dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Sementara Presiden Korea Selatan bersama stafnya berupaya keras untuk mengantisipasi bencana ini.

Jeon Yoo Hyung (Jeon Hye Jin), sekretaris pribadi Presiden memiliki data seorang profesor yang pernah melakukan penelitian terhadap gunung berapi Baekdu, maka ia segera mencari keberadaan profesor Kang Bong Rae (Ma Dong Seok).

Profesor Kang yang sudah mengundurkan diri dari universitasnya, karena dianggap tidak sejalan dengan misi universitasnya ditemukan sedang berbenah untuk meninggalkan Korea Selatan untuk migrasi ke Amerika Serikat. Apalagi profesor Kang sudah memegang paspor Amerika Serikat.

Jeon dengan susah payah berupaya membujuk profesor Kang agar bersedia membantu mengatasi bencana alam ini meski dengan probabilitas keberhasilan hanya 3,4 %. 

Setelah profesor Kang bersedia, Jeon masih harus membujuk Presiden untuk menyetujui misi penyelamatan yang faktor keberhasilannya sangat kecil sekecil elektabilitasnya saat pemilihan Presiden.

Misi penyelamatan yang diusulkan profesor Kang adalah dengan cara menembakkan nuklir ke bagian inti gunung berapi guna mencegah erupsi berikutnya guna mencegah gempa bumi yang lebih dahsyat.

Setelah Presiden menyetujui menjalankan misi tersebut, masalah berikutnya adalah menyiapkan pasukan untuk "mencuri" nuklir dari Korea Utara. Nuklir-nuklir ini sebenarnya sudah dilucuti atau dinonaktifkan terkait perjanjian Korea Utara dan Amerika Serikat. 

Kapal induk Amerika Serikat sedang dalam perjalanan untuk mengambil alih nuklir-nuklir tersebut dan diletakkan di sebuah lokasi rahasia yang hanya diketahui oleh seorang warga Korea Utara yang menjadi pejabat pada Kementerian Pertahanan Tiongkok, bernama Lee Joon Pyeong (Lee Byung Hun). Ia sedang ditahan oleh Pemerintah Korea Utara.

Kapten Jo terpilih untuk memimpin misi pencurian nuklir ini, karena dia salah satu tentara yang pernah mendapatkan pelatihan tentang pelucutan nuklir. Atas perintah Presiden segera diberangkatkan satu team pasukan dengan pimpinan Kapten Jo menuju Korea Utara.

Kapten Jo bersedia memimpin misi penyelamatan ini setelah mendapat jaminan dari Pemerintah Korea Selatan bahwa istrinya dimasukkan sebagai warga VIP untuk dievakuasi keluar Korea Selatan dalam kondisi darurat.

Pertama-tama Kapten Jo dan timnya mendobrak penjara tempat Lee Byung Hun ditahan. Lee seorang tahanan yang licik dan licin. Beberapa kali ia berhasil memperdayai Kapten Jo dan timnya dan sukses melarikan diri karena menunjukkan jalan yang salah.

Namun Kapten Jo dengan taktis berhasil menemukan keberadaan Lee dan lokasi penyimpanan nuklir. Mereka berhasil melucuti hulu nuklir untuk kemudian dibawake lokasi yang ditunjukkan oleh professor Kang.

Saat itu Lee masih melakukan transaksi pada pihak Korea Utara guna menyerahkan hulu nuklir tersebut.

Dalam perjalanan, mereka mendapat serangan dari tentara Amerika Serikat dengan peralatan pendeteksi panas sehingga keberadaan mereka sangat mudah diketahui. Kapten Jo segera melakukan tindakan guna mengacaukan deteksi panas tentara Amerika Serikat dengan cara meledakkan truk, sehingga mereka dapat meloloskan diri. 

Sementara istri Kapten Jo yang sedang dalam perjalanan ke pelabuhan Incheon mengalami serangan banjir dari sungai Han akibat gempa susulan. Dengan susah payah, Choi berhasil menyelamatkan diri dan berhasil naik bis pengungsi ke Incheon.

Professor Kang melindungi isteri Kapten Jo (sumber: tribunnewswiki.com)
Professor Kang melindungi isteri Kapten Jo (sumber: tribunnewswiki.com)

Setelah melalui perjalanan yang berliku dan menghadapi goncangan gempa bumi, akhirnya mereka berhasil tiba di kota tempat puteri Lee diungsikan. Kedatangan mereka sudah ditunggu oleh tentara Korea Utara dan tentara Amerika Serikat. Lee sempat bertemu puterinya, namun terkena tembakan dan berkat kelihaian Kapten Jo mengaktifkan hulu nuklir, akibatnya tentara Korea Utara dan Amerika Serikat mundur teratur.

Profesor Kang yang mengetahui adanya perubahan pada erupsi gunung Baekdu segera menginformasikan untuk memindahkan lokasi peledakan nuklir. Maka Kapten Jo dan Lee bersama-sama menuju pertambangan yang ditunjukkan, setelah meletakkan pada posisi yang tepat, Lee yang merasa menjelang ajal meminta Kapten Jo meninggalkannya dengan pesan untuk mau merawat puterinya. Sementara menjelang gempa bumi terdahsyat, Choi melahirkan anaknya di pengungsian.

Akhir film tentu sudah dapat diduga, jazirah Korea terselamatkan dari kehancuran akibat misi yang dilakukan oleh Kapten Jo berhasil. Siapa yang pantas disebut pahlawan dalam misi ini ? Kapten Jo atau Lee si agen berwajah ganda ? Film ini juga mengetengahkan harapan sebagian warga Korea tentang penyatuan ke dua Korea, yang akibat bencana alam ini bersama-sama melakukan rekonstruksi bersama.

Film ini sebenarnya agak kurang logis, karena dampak dari ledakan nuklir tidak diperhitungkan oleh sutradara, meski jazirah Korea terselamatkan dari erupsi gunung Baekdu, tetapi radiasi nuklir mestinya akan berdampak pada penduduk di sekitar gunung Baekdu.

Namun secara keseluruhan film ini dapat dinilai bagus, dan sangat enak dinikmati, karena ketegangan demi ketegangan ditampilkan dengan sangat baik oleh ke dua sutradara. Film ini sangat direkomendasikan untuk ditonton, khususnya bagi para penggemar film Korea di Indonesia. Sudah tayang di jaringan bioskop CGV dan Cinepolis sejak 30 Desember 2019. Selamat menonton !

Poster film
Poster film "Ashfall" di Korea (sumber: movie.mthai.com)
Data Film

Genre: Drama, Aksi
Produser : Lee Hae Jun
Produksi : CJ Enterprise, Dexter
Sutradara : Lee Hae Jun, Kim Byung Seo
Penulis : Byung Seo Kim, Hae Jun Lee
Pemain : Lee Byung Hun, Ha Jung Woo, Ma Dong Seok, Bae Suzy, Jeon Hye Jin
Durasi : 130 menit
Rating : 17 tahun ke atas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun