Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Abominable", Mengingatkan Pentingnya Kedekatan Keluarga

8 Oktober 2019   08:00 Diperbarui: 8 Oktober 2019   08:05 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tiga Sekawan dan Everest (sumber: film-book.com)

Beberapa film animasi berlatar belakang Asia Timur cukup sukses di pasaran, seperti Kung Fu Panda (DreamWorks), Mulan (Walt Disney Feature Animation), Akira (Katsuhiro Otomo) dan Ne Zha (Bejing Enlight Pictures). 

Kini sedang tayang film animasi "Abominable" yang juga mengambil latar belakang Asia Timur, dari kota Shanghai hingga ke pegunungan Himalaya, dan dengan suasana modern, bukan kisah masa lalu.

Tiga Sekawan

Film ini mengisahkan Yi (Chloe Bennet) seorang gadis kecil yang hidup bersama nenek dan ibunya, setelah ditinggal wafat ayahnya di kota metropolitan Shanghai. Yi yang penyendiri gemar memainkan biola ayahnya dan memiliki ruang privasi di atap apartemen.

Yi seperti gadis generasi Z rajin menabung dari kerja sambilan saat hari libur sekolah, seperti membawa jalan-jalan anjing tetangga, mengasuh anak tetangga yang ditinggal pergi orang tuanya hingga membuang sampah rumah makan. Cita-citanya, uang yang ditabungnya nanti setelah terkumpul akan digunakan untuk berwisata ke tempat-tempat yang telah direncanakannya.

Suatu hari secara tak terduga, Yi  menemukan seekor yeti yang sedang bersembunyi di atap apartemennya. Berawal dari takut, akhirnya keduanya menjadi akrab dan saling melindungi. Yeti ini rupanya pelarian dari laboratorium penelitian milik Burnish (Eddie Izzard), yang dikelola oleh Dr. Zara seorang dokter ahli zoologi.

Yi dengan dua temannya, Jin (Tenzing) dan Peng (Albert Tsai) memberi nama yeti kecil tersebut Everest (Joseph Izzo). Jin seorang pemuda berusia beberapa tahun lebih tua dari Yi, selalu perlente, guna menaklukkan gadis-gadis dan bercita-cita masuk sekolah kedokteran. Peng adik sepupu Jin, paling muda diantara ke tiga anak-anak ini, gila bermain basket dan paling lugu serta jenaka. Kelucuan dalam film ini banyak dipicu oleh tingkah Peng.

Petualangan dimulai saat ke tiganya berupaya mengembalikan Everest ke habitatnya di pegunungan Himalaya. Perjalanan mereka menjadi sulit dan penuh tantangan, karena ternyata Everest sedang diburu oleh Burnish,  pengusaha kaya yang ingin menunjukkan kepada dunia, kemampuannya menghadirkan yeti yang merupakan satwa mitos dari Himalaya.

Keindahan Film

Tekad yang kuat dari Yi yang pantang menyerah, didukung oleh dua temannya yang setia serta kehebatan sihir Everest, membuat kejar-kejaran ini sangat menarik. Dan penontonpun seakan diajak berwisata menikmati indahnya panorama negeri Tiongkok yang digambarkan sangat sempurna meski dalam bentuk animasi. Filmpun bernuansa cerah, meski suasana pemain bergantian antara sendu dan senang.

Keakraban Yi dan Everest (sumber: huhmagazine.co.uk)
Keakraban Yi dan Everest (sumber: huhmagazine.co.uk)

Dari sisi musik, yang digawangi oleh Rupert Gregson - Williams, memberikan torehan keindahan mendalam melalui alunan gesekan biola Yi maupun ilustrasi musik sebagai latar film. 

Dari sisi animasi kerjasama DreamWorks dan Pearl Studio mampu menyanjikan detail yang lengkap, suasana apartemen sederhana, suasana kota metropolitan, bukit dan sungai yang indah, patung Buddha yang megah hingga puncak Himalaya yang spektakuler. Ditambah kemampuan sihir sang yeti Everest yang makin membuat film ini indah dan penuh fantasi.

Sifat baik dan jahat digambarkan dengan gamblang. Peralihan sifat dari baik ke jahat dari Dr. Zara, yang semula penyayang binatang berubah bengis karena ambisi penelitiannya. Burnish yang semula jahat berubah menjadi baik, setelah menyadari pentingnya keutuhan keluarga, saat ia teringat orang tua yeti yang melindungi anaknya, saat ia berpetualang di pegunungan Himalaya.

Anak-anakpun akhirnya menyadari pentingnya kedekatan di dalam keluarga yang digambarkan bersedia makan dalam satu meja bersama ibu dan neneknya yang sudah jarang mereka lakukan. Acungan jempol layak diberikan kepada Jill Culton yang benar-benar secara khusus mempelajari dan memahami budaya Tionghoa.

Yi yang sangat menyayangi Everest (sumber: nerdreactor.com)
Yi yang sangat menyayangi Everest (sumber: nerdreactor.com)

Di dalam budaya Tionghoa dikenal empat musim upacara sembahyang, yang secara tidak tertulis menghimbau anggota keluarga untuk berkumpul pada hari sembahyang, yakni Kue Keranjang (Xin Nian / Imlek / Musim Semi), Bak Cang (Duan Yang / Peh Cun / Musim Panas), Tiong Chiu Pia / Kue Bulan (Zhong Qiu / Musim Gugur / Dewa Bulan) dan Ronde (Dong Zhi / Musim Dingin).

Ke empat musim ini selalu melambangkan kedekatan dan keakraban (bahan dari ketan yang lengket), keutuhan dan kesatuan (bentuk bulat dan prisma segi tiga), kerja sama (di buat bersama oleh seluruh anggota keluarga) serta keharmonisan (rasa manis dan rasa gurih).

Kesuksesan "Abominable" sudah didepan mata, sebuah pengulangan keberhasilan DreamWorks yang sudah sukses melalui Shrek, Kung Fu Panda dan How to Train Your Dragon, hampir dapat dipastikan akan diraih oleh film "Abominable". 

Film ini sangat layak ditonton oleh orang tua dan anak-anak, sebagai sebuah film keluarga yang akan mempererat relasi orang tua dan anak, agar terbentuk Home Sweet Home.

Film "Abominable" sudah bisa disaksikan di bioskop-bioskop sejak 4 Oktober 2019. Selamat menonton !

Data Film

Genre: Animasi, Petualangan, Komedi
Produser: Suzanne Buirgy, Dave Polsky
Produksi:  DreamWorks Animation, Pearl Studio
Sutradara: Todd Wilderman, Jill Culton
Penulis: Jill Culton
Artis: Chloe Bennet, Albert Tsai, Tenzing Norgay Trainor, Eddie Izzard, Sarah Paulson, Tsai Chin, Michelle Wong, James Hong, Joseph Izzo
Musik : Rupert Gregson - Williams
Durasi : 97  menit
Rating: Semua Umur

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun