Melalui dua Inpres yang dikeluarkannya, Habibie juga menunjukkan kepeduliannya pada warga Indonesia keturunan Tionghoa. Inpres. No. 26/1998 menghapus istilah pribumi dan non pribumi, dan Inpres No.4/1999 yang menghapus SBKRI (Surat Bukti Kewarga negaraan Republik Indonesia).
Laporan Pertanggungjawaban Ditolak
Habibie adalah satu-satunya, Presiden RI yang laporan pertangung jawaban sebagai Presiden ditolak oleh MPR. Habibie dianggap membuat blunder besar dengan mengabulkan tuntutan untuk mengadakan referendum di Timor Timur yang berakibat lepasnya Timor Timur dari NKRI.
Habibie menyatakan mundur dari dunia politik dan tidak mencalonkan diri kembali sebagai Presiden. Selanjutnya Habibie lebih banyak berfungsi sebagai Bapak Bangsa di bidang teknologi dan demokrasi melalui Habibie Centre.
Simbol Keluarga Harmonis
Kisah cinta Habibie-Ainun yang telah diangkat ke layar lebar, membuktikan kisah cinta Habibie-Ainun adalah cinta sejati yang patut dicontoh keluarga-keluarga Indonesia. Habibie menjadi setia kepada isteri, karena cinta sang isteri.
Kematian Ainun dalam usia 72 tahun, membuat remuk hati Habibie, sekian lama jiwanya kosong, karena telah ditinggalkan kekasih hatinya. Untaian bunga segar di makam Ainun adalah salah satu bukti cinta Habibie.
Seburuk-buruknya manusia, ia masih mempunyai banyak kebaikan. Sebaik-baiknya manusia, ia masih mempunyai banyak keburukan. Jadi, buat apa kita semua mencari-cari keburukan orang lain (Anonim).
Maaf yang Tak Pernah Sampai
Semula kukira kau bukan siapa-siapa
Semula kuduga kau hanya boneka
Semula kusangka kau manipulatif
Semula kucurigai kau oportunis
Ternyata ...
Ku telah terjerumus prasangka
Kau seorang pejuang demokrasi
Kau nasionalis sejati
Kau humanis
Kau pengasih
Kau baik hati
Kini keabadian telah memanggilmu
Air mata menetes tak terkendali
Gema doa dari segala penjuru
Berikan penghormatan tertinggi
Belum sempat kucium tanganmu
Berjuta maaf dari sanubariku