Kali ini Ketapels ingin berbincang tentang passion. Beruntung kita ketemu dengan Tesya, yang pernah gelisah selama 10 tahun guna mencari passion pada dirinya. Tesya adalah seorang eksekutif wanita yang pernah bekerja di kelompok bisnis Astra sampai dengan tahun 2016, lalu pindah ke Citibank, dan kini masih aktif bekerja di Astra Motor.
Dalam perjalanan tiap hari ke kantor, guna mengusir kejenuhan akibat kemacetan di jalan, ia acap kali mendengarkan radio, salah satu program yang paling menarik perhatiannya adalah program acara dari radio Hardrock FM yang membahas tentang passion.
Selain bekerja, Tesya memiliki hobby menulis dan jalan-jalan (traveling), yang disalurkan dengan menulis blog sejak tahun 2006 Â tentang resto di Bandung, tempat-tempat yang pernah dia kunjungi sampai sekarang.Â
Nama blognya: tesyasblog.com. Selain menulis blog, Tesya juga rajin meng-update melalui media sosialnya berupa InstaGram (@tesyasblog), disitu ia menuliskan tentang pengalamannya saat berwisata ke Penang, Bangkok, Kuala Lumpur, Singapore, Korea, Macau, HongKong, Kyoto, Hiroshima, Osaka Kobe, Shirakawago, Jogja dan umroh.
Setelah mendengarkan program acara mengenai passion, Tesya jadi gelisah dan terus bertanya-tanya dibenaknya, apa passion-nya? Apakah jalan-jalan passion-nya? Ternyata bukan, jalan-jalan hanyalah hobbynya. Apakah menulis adalah passion-nya? Bukan juga, menulis lebih tepat disebut hobby.Â
Dalam masa pencariannya selama sepuluh tahun, Tesya akhirnya memahami perbedaan passion dan hobby, passion membuat benar-benar semangat dan bahagia, kalau hobby hanya suka saja.
Sesuatu yang membuatnya senang, bersemangat dan bahagia, setelah jalan-jalan adalah membagikan pengalaman pada orang lain. Itulah sebabnya ia selalu menulis secara detail pengalaman jalan-jalan melalui blog-nya. Tesya juga dengan senang hati menjawab setiap pertanyaan dari orang-orang yang membaca blog-nya melalui surat elektronik, pesan langsung (DM) atau kolom komentar. Itulah passion !
Tesya sangat excited saat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan, dan semua itu dilakukannya dengan senang hati tanpa minta imbalan balas jasa, dan hal ini membuatnya bahagia. "Inilah passion saya", demikian ungkap Tesya saat berbincang dengan Ketapels (Komunitas Kompasianers Tangerang Selatan dan sekitarnya) Rabu 3 April 2019 lalu sambil ngopi di Mr. Husband Coffee Shop, Cisauk.
Setelah mengetahui passion tinggal Anda menyelaraskan dengan pekerjaan utama, sehingga makin mempertajam kinerja pada divisi yang Anda pimpin atau tekuni sebagai suatu nilai tambah. Bekerja dengan passion akan menghilangkan rasa malas, atau hitung-hitungan dengan teman kerja, sebaliknya akan meningkatkan semangat kerja dan membuat kehidupan lebih berwarna dan bermakna, karena timbulnya rasa bahagia.Â
Mr. Husband
Hal ini juga ditularkan pada suaminya, Rene untuk mendapatkan passion-nya. Sebagai penggemar lari, gowes dan berburu kopi, Rene akhirnya juga menemukan kebahagiaannya saat mempelajari seluk beluk perkopian, hingga menyajikan racikan kopi yang enak untuk dinikmati.
Setelah menimba ilmu di ABCD Coffee School, Rene memberanikan membuka gerai kopi dengan menempati kios yang dimiliki temannya di bilangan Cisauk pada Agustus 2018 bersama mitra bisnisnya, Ratna.
Nama gerai kopi "Mr.Husband" diambil dari panggilan Tesya kepada Rene, setelah sekian lama kebingungan mencari nama gerai kopi yang tepat.Â
Hobby jalan-jalannya masih berlanjut, sehingga tiap jalan-jalan ke luar negeri, keduanya selalu tidak lupa membeli biji kopi, agar menambah eksperimen untuk mendapatkan taste kopi yang nikmat. Belanja biji kopi di manca negara juga sekaligus untuk menarik pelanggan setelah dipromosikan melalui InstaGram.Â
Mr. Husband memiliki diferensiasi dengan menu andalan latte yang dijamin lebih enak dari racikan gerai kopi lain. Juga, Mr. Husband diarahkan menuju kopi bar, saat ini Rene sedang terus mempelajari  campurannya, seperti cocktail campuran kopi dan cranberry dari buku The Mocktail Manual.
Pembeda Mr. Husband dibandingkan gerai kopi lain adalah diterapkannya konsep gerai kopi kecil yang bisa berinteraksi dengan pelanggan, berdiskusi tentang kopi, bahkan pelanggan boleh mencoba meracik kopi sendiri.
Menikmati secangkir kopi yang diracik dengan passion terasa sangat berbeda dengan menyeruput kopi yang dibuat asal jadi.Â
Seperti yang tertulis pada InstaGram Tesya "Your passion is not what you're good at - it is what you enjoy the most", jadi temukanlah passion Anda, agar Anda dapat melakukan segala sesuatu dengan senang dan menimbulkan rasa bahagia yang tidak selalu dinilai dengan uang.
Apakah passion Anda? Temukan dan sadarilah !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H