Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film "Angelo," Budak Kecil Itu Berhasil Menjadi Maskot Seni

21 Maret 2019   09:18 Diperbarui: 21 Maret 2019   16:19 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adegan film Angelo (sumber: www.austrianfilms.com)

Pada abad ke 18 seorang budak laki-laki kecil asal Afrika terpilih untuk diadopsi oleh seorang wanita ningrat Eropa (diperankan oleh Alba Rohrwacher) untuk di baptis dan mendapatkan pendidikan di Eropa. 

Saat dewasa, Angelo berhasil mencapai cita-citanya dan menjadi musisi terkenal di lingkungan istana di Vienna hingga ia mengenal seorang gadis kulit putih dan secara diam-diam menikahinya.
Lima PemainFilm Austria-Luxembourg ini telah di release tanggal 9 November 2018 di Austria. Film ini mengisahkan tokoh kulit hitam Angelo Soliman (1721-1796) yang pada film ini diperankan oleh lima artis, dari masa kecil, dewasa hingga tua. Berturut pemeran Angelo adalah Ange Samuel Koffi,  Kenny Nzogang, Ryan Nzogang, Makita Samba, dan Jean Baptiste Tiemele.
Film ini terbagi atas tiga sesi, Angelo kecil, Angelo dewasa dan Angelo tua. Karena sejak kecil diasuh di lingkungan istana, maka Angelo tumbuh layaknya seorang pangeran. Dapat bertemu dengan raja (diperankan oleh Lukas Miko) dan pangeran (diperankan oleh Michael Rotschopf).
Kesenangannya pada musik sangat menonjol, saat sedang mendapat pelajaran bahasa, matanya malah mengikuti ketika ada peralatan musik diangkut di istananya. Akhirnya, Angelo berhasil menjadi pemain musik dan drama di istana.
Ketenarannya di bidang seni membawanya mengenal seorang gadis kulit putih (diperankan oleh Larisa Faber). Dari percintaan yang dilakukan sembunyi-sembunyi tersebut lahirlah seorang anak perempuan yang mirip dengan Angelo dan berkulit hitam.
Awalnya Angelo diusir dari istana, namun berkat bantuan raja dan pangeran, Angelo tetap bisa membesarkan anaknya di Vienna.Seorang pelayan muda istana (diperankan oleh Nilton Martins) mengelola sebuah museum yang menyajikan informasi tentang dunia.  Angelo tua sempat menunjukkan kepada putrinya yang cacat (diperankan oleh Nancy Mensah Offei) mengenai benua Afrika melalui museum itu. 
Saat Angelo tua wafat, jenasahnya bukannya dikuburkan malahan dilarikan ke museum untuk dijadikan mummi dan dipajang di museum. Putri Angelo protes keras sehingga akhirnya mummi itu dipindahkan ke sebuah gudang. Film berakhir dramatis saat gudang yang ditempati mummi Angelo terbakar.
Film Angelo berhasil memenangkan tiga piala Best Costume Design, Best Make Up dan Best Production Design pada Austrian Film Award dan meraih 10 nominasi pada Austrian Film Award (4), Goteborg Film Festival (1), Haifa International Film Festival (1), San Sebastian International Film Festival (1), Torino Film Festival (1), Toronto International Film Festival (1) dan Zurich Film Festival (1).
Film Angelo diputar di Indonesia dalam rangka Pekan Francophonie 2019 di Kedutaan Besar Austria di Jakarta yang dikelola oleh Institut Francais Indonesia.
Menurut penilaian saya, tempo film ini terlalu lambat, adegannya terlalu bertele-tele sehingga membosankan. Kalau dinilai film ini berhak mendapatkan 5/10.

Data Film

  • Genre : Drama, Sejarah
  • Sutradara: Markus Schleinzer
  • Produksi: Novotny & Novotny Filmproduktion GmbH
  • Produser: Franz Novotny, dkk
  • Penulis: Alexander Brom, Markus Schleinzer
  • Artis: Makita Samba, Alba Rohrwacher, Larisa Faber, Nilton Martins
  • Bahasa: Jerman, Perancis, subtitel : Inggris
  • Durasi : 111 menit
  • Rating: 13 tahun ke atas

Nonton Bersama KOMIK

Satu pengalaman dalam menonton film ini adalah film diputar bukan di gedung bioskop, namun di sebuah ruangan yang memang disediakan untuk pemutaran film dengan konsep nobar, dimana terdapat sebuah layar lebar dan proyektor.  

Karena ruangan terdapat di area gedung kedutaan Austria, maka peserta harus melalui pemeriksaan keamanan berlapis, maksudnya banyak pintu besi yang dijaga petugas keamanan.

Tiba di ruangan, kami yang tergabung dalam komunitas pecinta film Kompasiana (KOMIK), disuguhi sekantong pop corn dan pilihan minuman air putih, orange juice atau Red Bull. Rupanya Red Bull ini minuman produksi Austria.

Peserta Nobar KOMIK (sumber: Linda)
Peserta Nobar KOMIK (sumber: Linda)
Berfoto di depan lambang Austria (sumber: Linda)
Berfoto di depan lambang Austria (sumber: Linda)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun