Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Rijsttafel, Cara Penyajian Makanan di Era Kolonial Belanda

5 September 2018   19:21 Diperbarui: 5 September 2018   19:37 1108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia sebagai salah satu negara yang cukup lama dijajah oleh Belanda, tentunya banyak memiliki peninggalan dari masa kolonial dulu. Baik berupa kuliner Belanda, maupun cara penyajian makanan di era kolonial Belanda. Salah satu cara penyajian makanan yang cukup terkenal disebut rijsttafel atau dalam Bahasa Inggris disebut sebagai rice table.

Penyajian makanan secara rijsttafel dilakukan dengan menghidangkan beberapa jenis makanan dalam satu meja besar, namun saat mengambil nasi maupun lauk, selalu dilayani atau diambilkan oleh pelayan yang bertugas. Kondisi yang paling mendekati tata cara rijsttafel adalah penyajian makanan di rumah makan Padang. Aneka lauk disajikan dalam piring-piring kecil dan dijejer di atas meja, hanya saja di rumah makan Padang, Anda harus mengambil lauk sendiri tanpa ada yang mengambilkan atau melayani mengambil lauk.

Rijsttafel kini menjadi salah satu menu andalan di Warung Koffie Batavia (WKB). WKB mengadaptasi rijsttafel di era colonial dengan cara yang lebih praktis, dan di pasarkan di 11 gerainya yang tersebar di tujuh kota besar di Indonesia (Jakarta, Surabaya, Medan, Pekanbaru, Balikpapan, Denpasar dan Makassar). Rijsttafel versi WKB disajikan berupa nasi uduk dan nasi kuning dalam bentuk kerucut, yang dihidangkan bersama sate kuning, soto Betawi, plecing kangkung dan tahu, serta minuman. Menu ini cukup disantap untuk dua orang, dan dibanderol seharga 125.000 Rupiah saja.

Warung Koffie Batavia

Rumah makan Warung Koffie Batavia, adalah hasil rebranding dari rumah makan Koffie Warung Tinggi. Penggantian nama rumah makan ini dilakukan saat meresmikan gerai ke tiga di kota Jakarta, yakni di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta pada tahun 2016. Kini sudah ada 4 gerai di Jakarta, yakni di Grand Indonesia, Senayan City, Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta dan Kelapa Gading Mall 2.

Warung Koffie Batavia menggunakan desain dengan konsep Belanda, kaya warna biru dan putih dan menggunakan meja kayu untuk memberi nuansa warung. Hiasan minimalis berupa foto-foto Jakarta Tempo Dulu, atau di masa bernama Batavia.

Warung Koffie Batavia sesuai namanya tentu menjual kopi, dua menu kopi andalannya adalah kopi tubruk dan kopi Peranakan.  Tentunya juga didampingi dengan kopi house blend dan finest blend,  yang menggunakan kopi Arabica dan Robusta. Selain menggunakan mesin kopi espresso, Anda dapat meminta pengolahan kopi dengan menggunakan sifon maupun Vietnamese drip.

Selain minum kopi, Anda dan relasi maupun keluarga juga dapat menikmati kudapan seperti poffertjes dan kue cubit. Poffertjes disajikan dengan taburan gula putih, sedangkan kue cubit dihidangkan dengan topping meisjes.

Kue Cubit (dokpri)
Kue Cubit (dokpri)
Menu di rumah makan ini adalah menu kuliner Betawi dan Belanda. Untuk kuliner Betawi, Anda dapat memilih Soto Betawi, Gado-Gado dan Nasi Uduk, sedangkan menu Belanda, Anda dapat mencoba Kibbleing dan Stamppot. Kibbeling adalah sajian berupa ikan dori yang disajikan dengan yoghurt sauce dan chili sauce, harganya cukup tidak menguras kantong hanya 40 ribu Rupiah. Sedangkan Stamppot adalah kentang tumbuk (mash potato) yang disajikan bersama potongan sosis dan selada air.

Kibbeling (dokpri)
Kibbeling (dokpri)
Stamppot (dokpri)
Stamppot (dokpri)
"Pilihan koffie terbaik Indonesia dan menu Belanda-Indonesia yang mampu melengkapi waktu minum koffie Anda, membuat Warung Koffie Batavia mampu terus berkembang dengan menciptakan identitas yang kuat dan mempromosikan Jakarta (Batavia)," demikian penjelasan Shara Moza, Brand Communication OPCO Indonesia, selaku pemilik merek Warung Koffie Batavia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun