Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Catatan dari Jepang, Mengapa Sepeda Motor Lebih Jarang Digunakan?

14 Juli 2018   12:58 Diperbarui: 15 Juli 2018   20:59 3654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepeda Listrik

China yang juga salah satu negara produsen sepeda motor terbesar di dunia sudah menerapkan pembatasan sepeda motor baik secara total maupun partial di 29 kota besarnya. Sepeda motor digantikan oleh sepeda listrik. Saat ini terdapat 245 juta sepeda listrik di seluruh Tiongkok, yang semuanya produksi dalam negeri.

Salah satu alasan pembatasan ini juga adalah faktor keamanan dan kesulitan mengatur pengendara sepeda motor yang kurang berhati-hati dalam berkendara. Pemerintah Tiongkok  memiliki keberanian untuk bertindak  tidak popular dengan  mulai melakukan pembatasan sepeda motor di kota-kota besar.

Sekaligus sepeda motor menjadi peluang bisnis yang besar, saat ini Tiongkok beralih menjadi produsen sepeda listrik terbesar di dunia. Tiongkok tidak perlu bersaing dengan Jepang sang raja industri sepeda motor, tetapi Tiongkok membuka "blue ocean" sendiri dengan menciptakan industri baru.

Indonesia harus menangkap peluang bisnis ini dengan mulai beralih ke sepeda listrik, sebelum bisnis sepeda listrik dikuasai pebisnis Tiongkok

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun