Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menikmati Peninggalan Portugis di Macau

26 Juni 2018   08:01 Diperbarui: 26 Juni 2018   08:49 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bangunan Portugis (dokpri)

Seperti yang telah kita ketahui bersama dari sejarah Macau, pada tahun 1557 pernah dikuasai pemerintah kolonial Portugis. Sejak 1670 disewakan kepada Tiongkok dan berkembang menjadi pelabuhan perdagangan antara Portugis dan Tiongkok.  Macau akhirnya kembali kepangkuan pemerintah Tiongkok, bersamaan dengan kembalinya HongKong sejak 20 Desember 1999.

Itulah sebabnya Anda dapat menemukan sisa-sisa bangunan Eropa maupun kuliner Portugis di Macau. Dalam perjalanan singkat di Macau saya menemukan sebuah jalan atau tepatnya gang yang tidak dapat dilalui mobil, karena terdiri dari undakan dan jalanan ini menyimpan cukup banyak sisa-sisa bangunan Portugis awal abad 19.

Gang dengan undakan (dokpri)
Gang dengan undakan (dokpri)
Nama jalan itu Calcada Da Igreja de S. Lazaro, terletak diantara jalan Rua do Almirante Costa Cebral dan Rua do Volang di Macau Peninsula. Jalan ini banyak menjadi tujuan wisatawan yang dipandu pemandu wisata.
Bangunan Eropa (dokpri)
Bangunan Eropa (dokpri)
Tentunya bangunan yang menunjukkan eksistensi Portugis di tanah Macau adalah ikon sisa bangunan katedral Macau St. Paul, bangunan-bangunan berarsitektur Eropa di sekitar Largo do Senado, gereja St. Dominic dan St. Lawrence, Mount Fortress tempat pertahanan militer dengan barak, gudang amunisi  dan kanon, serta Guia Fortress sebuah benteng yang dibangun 1622-1638 untuk mencegah serangan musuh dari laut.

Di Macau, Anda juga dapat menemukan makam Eropa yang indah dan tertata rapi di jalan Cemeterio de S. Michuel Arcanjo. Makam ini terbuka untuk umum dan boleh dikunjungi dari jam 08.00 - 18.00 waktu Macau. Waktu di Macau satu jam lebih cepat daripada waktu di Jakarta (Waktu Indonesia Barat) atau sama dengan waktu di Denpasar / Balikpapan (Waktu Indonesia Tengah).

Makam Eropa (dokpri)
Makam Eropa (dokpri)
Kuliner Portugis

Meski kuliner Macau dikuasai hampir 80% oleh masakan Tionghoa (chinese food), namun bila Anda jeli, Anda masih dapat mencicipi kuliner Portugis tanpa harus terbang ke Eropa.

Ciri khas masakan Portugis harus disiapkan dengan teliti sehingga waktu penyajiannya cukup lama. Saya pernah mengunjungi salah satu cafe yang menyediakan kuliner Portugis dan saya memesan Baked Pork Chop Rice in Portuegese Style, hidangan keluar setelah saya menunggu hampir 30 menit, padahal saya adalah tamu pertama pada waktu makan siang itu. 

Baked Pork Chop Rice in Portuegese Style (dokpri)
Baked Pork Chop Rice in Portuegese Style (dokpri)
Saya juga mengamati tamu ke dua yang datang, dan memang waktu penyajian juga sekitar 30 menit. Seperti halnya kuliner Mediteranian, kuliner Portugis banyak menggunakan bahan bawang dan paprika. Menu lainnya seperti. Stewed Oxtail in Red Wine Sauce, Grilled Sardine Fish with Garlic, Braised Seafood and Rice in Soup, Baked Sea Brass with Tomato dan Baked Chicken Portuegese Style.

Sebuah kuliner asal Portugis yang sudah menjadi ikon kota Macau dan wajib Anda cicipi adalah Portuguese egg taart, sebuah kue dari bahan telur dengan pinggiran yang crunchy. Begitu digigit serasa fla-nya lumer di mulut.

Ada juga kuliner yang merupakan akulturasi budaya Portugis dan Tiongkok, sebut saja Pork Chop Bun yang berupa daging babi panggang yang disajikan bersama sepotong roti (bun). Cara penyajiannya mirip burger.

Macau pada November tahun 2017 diganjar predikat "Creative City for Gastronomy for 2018" oleh Unesco karena kemampuannya melestarikan kuliner "West Meets East".

Baik peninggalan fisik maupun budaya Portugis tetap dipertahankan di Macau, termasuk nama-nama jalan juga masih menggunakan nama-nama Portugis, seperti Calcada, Avenida, Rua do dan Estrada de.

Yuk ke Macau dimana kebesaran Eropa bergabung dengan kecantikan Asia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun