Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Siapa Bilang Tak Ada Tempat Wisata di Jakarta?

22 Juni 2018   15:48 Diperbarui: 25 Juni 2018   02:24 2430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dulu, ketika penerbangan masih belum seterbuka sekarang, banyak teman-teman manca negara atau wisatawan manca negara yang mengeluh, kenapa harus melalui Jakarta bila ingin pergi ke kota lain di Indonesia ? Toh tidak ada lokasi wisata yang dapat dilihat di Jakarta, selain gedung-gedung pemerintahan dan gedung pencakar langit yang menghiasi Jakarta. Belum lagi, Jakarta selalu identik dengan kriminalitas tinggi, kemacetan, banjir, dan banyaknya titik unjuk rasa.

Ironisnya, bahkan warga penduduk kota Jakarta sendiri, bila kedatangan tamu dan diminta untuk menunjukkan lokasi wisata yang ada di Jakarta, paling hanya dapat menunjukkan lima ikon kota Jakarta saja, yakni Monumen Nasional (Monas), Kota Tua, Ancol, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dan Pelabuhan Sunda Kelapa.

Kaya Budaya

Padahal bila Anda lebih jeli, banyak sekali budaya yang dapat dilihat dan diamati di kota Jakarta,  selain budaya asli warga kota Jakarta, yakni suku Betawi, Anda dapat menemukan akulturasi budaya, seperti Tiongkok (China), Jepang, Arab, India, Belanda bahkan Portugis. Jadi, diperlukan paling sedikit 3 (tiga) hari agar Anda dapat puas mengamati berbagai budaya yang ada di kota Jakarta.

Budaya Betawi dapat Anda nikmati secara utuh pada Kampung Betawi yang sengaja dibangung di Situ Babakan. Situ Babakan ini sengaja dipilih untuk menjadi cagar budaya bagi suku Betawi yang mulai terpinggirkan dan tergusur ke luar kota Jakarta, akibat pesatnya pembangunan yang berlangsung di kota Jakarta, sebagai ibukota provinsi DKI Jakarta, sekaligus sebagai ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia. Disini Anda dapat menyaksikan pertunjukan budaya tari, musik dan batik Betawi, termasuk icip-icip aneka kuliner khas Betawi.

Selain budaya Betawi asli, Anda juga dapat menikmati akulturasi budaya yang masih kental yang terletak pada beberapa lokasi yang dapat Anda kunjungi sebagai salah satu rencana wisata menikmati aneka budaya yang ada di kota Jakarta.

Kita mulai dari salah satu ikon kota Jakarta, yakni Kota Tua yang terletak di Jakarta Pusat, disini Anda dapat menyaksikan bangunan-bangunan dengan arsitektur Eropa, sehingga tidak berlebihan bila disebut sebagai "Little Dutch"-nya kota Jakarta. Memang dulunya, menurut sejarah kota Jakarta, area Kota Tua ini merupakan daerah pemerintahan Hindia Belanda, sehingga banyak perkantoran, rumah sakit, dan gudang yang berada dalam satu area agar mudah saling berinteraksi. Disini, Anda juga dapat menikmati kuliner Belanda seperti poppertjes, bistik lidah, bitter ballen dan lain-lain.

Di dekat Kota Tua, terdapat sebuah lokasi yang terkenal dengan sebutan Glodok, nah disini, Anda dapat menemukan "Little China"-nya kota Jakarta, karena kawasan Glodok adalah pecinan kota Jakarta, letaknya di Jakarta Barat. Disini Anda dapat menemukan pasar basah yang menjual aneka macam kebutuhan warga Tiongkok maupun keturunannya, termasuk kuliner nya.

Bagi mereka yang tidak menyantap kuliner non halal, memang wajib sedikit waspada, karena di kawasan ini banyak dijajakan kuliner yang tidak halal, alias mengandung babi maupun lemak babi, misalnya kuo tie, dendeng babi, bakmi, pie-oh dan lain-lain. Di sini Anda juga dapat menyaksikan sebuah kelenteng yang dianggap bertuah, karena sudah terbakar berkali-kali, namun selalu ramai dikunjungi khususnya pada saat hari raya Imlek.

Di kawasan ini Anda juga dapat menyaksikan sebuah gereja Katolok dengan arsitektur Tiongkok, yakni Gereja Santa Maria de Fatima, yang dibangun oleh pastor-pastor Portugis yang melarinkan diri dari Malaka.

Gereja Santa Maria de Fatima (dokpri)
Gereja Santa Maria de Fatima (dokpri)
Bila Anda bergeser sedikit ke Jakarta Pusat kembali, tepatnya di kawasan Pasar Baru, Anda akan menemukan "Little India"-nya kota Jakarta, Anda dapat menikmati beberapa rumah ibadat agama Hindu, toko-toko kain, peralatan olahraga dan musik yang didominasi orang India, pengobatan India, termasuk menikmati kuliner khas India.

Masih di Jakarta Pusat, tepatnya di jalan Raden Saleh, Anda akan menemukan "Little Arab"-nya kota Jakarta. Disini banyak dijumpai rumah makan maupun klub bernuansa Timur Tengah. Anda dapat dengan mudah menemukan kuliner khas Arab, seperti Nasi Mandy, Nasi Kebuli, Nasi Briyani maupun mengisap sisha.

Nasi Mandy (dokpri)
Nasi Mandy (dokpri)
Untuk merasakan budaya Jepang di kota Jakarta, Anda dapat menuju Jakarta Selatan, tepatnya di kawasan Blok M, yang boleh disebut sebagai "Little Tokyo"-nya kota Jakarta. Anda dapat dengan mudah mendapatkan rumah makan Jepang, toko serba ada Jepang, bakery Jepang, bahkan klub Jepang. Tiap tahun di kawasan Blok M juga selalu diselenggarakan festival budaya Jepang, yakni Ennichisai, disini Anda dapat menyaksikan budaya Jepang tempo dulu hingga masa kini, baik musik maupun tari.

Sedangkan budaya Portugis, bisa Anda nikmati di Jakarta Utara, tepatnya di kawasan Tugu yang masih dihuni warga keturunan Portugis dengan Gereja Kristen tertua, yang masih mempertahankan budaya Keroncong dengan peralatan musik khas Portugis. Kuliner khas Kampung Tugu tentunya hanya dapat Anda cicipi, bila sedang ada festival budaya disini, salah satunya adalah egg taart.

Cukup banyak bukan akulturasi budaya yang masih bertahan di kota Jakarta, ayo nikmati bersama, bila Anda sedang mengunjungi kota Jakarta, daripada Anda harus terbang ke China, Jepang, Arab Saudi, India, Belanda atau Portugis. Selain biaya lebih murah, Anda tidak perlu menghamburkan devisa negara. Yukk ke Jakarta ....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun