Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Warung Boleh Buka atau Tutup yang Penting Niatnya

25 Mei 2018   05:47 Diperbarui: 25 Mei 2018   05:46 881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi warung makan di bulan puasa (sumber : www.riauposting.com)

Selama ini terus menjadi polemik, ada yang pro dan ada yang kontra mengenai warung makan yang buka di bulan Ramadhan.

Pihak yang kontra senantiasa berdalih bahwa warung makan yang buka pada waktu umat Islam menjalankan ibadah puasa akan mengganggu kekhusukkan puasa bahkan dapat membuatnya batal berpuasa. 

Kenapa dikatakan mengganggu kekhusukkan puasa, karena bila orang yang sedang berpuasa melihat pajangan makanan dan melihat orang sedang bersantap di dalamnya, dapat menyebabkan timbul hasrat untuk makan dan lupa dengan puasanya. 

Bahkan warung makan yang ditutup kain pada kacanya, dapat menyembunyikan orang yang sedang berpuasa yang "nakal", hingga dapat makan lebih leluasa. 

Sebaliknya pihak yang pro agar warung makan tetap buka di bulan Ramadhan, adalah berpendapat untuk memberi kesempatan pada mereka yang tidak menjalankan ibadah puasa,  agar tetap mudah mencari makan di bulan Ramadhan. Para pedagang juga perlu mendapatkan pemasukan agar dapat menyambut Lebaran dengan dana yang memadai, dari hasilnya berjualan makanan selama bulan Ramadhan.

Juga, bagi orang yang benar-benar berniat puasa, tidak perlu melihat warung makan buka, melihat orang makan di depannya sekalipun, tidak akan mengurungkan niatnya yang kuat untuk berpuasa.  Jadi, bila ada orang sedang berpuasa melihat warung makan buka, lalu batal puasanya, yang salah adalah orangnya, bukan warung makannya. Artinya niat orang tersebut untuk berpuasa masih kurang kuat.

Solusi

Guna menghindari pro dan kontra yang dapat menimbulkan perpecahan di antara umat Islam yang sedang berpuasa, sebaiknya dilakukan solusi jalan tengah.

- Warung makan boleh buka, asal kacanya ditutup kain agar pajangan makan tidak tampak dari luar.

    Kalau ditutupnya kaca, justru menjadi tempat orang makan sambil sembunyi, hal ini menandakan niatnya berpuasa tidak tulus.

- Bagi yang tidak berpuasa harap bertoleransi dengan makan di ruang tertutup. Dan jangan makan dihadapan orang yang sedang berpuasa.

    Orang yang sedang berpuasa dan mampu mengatasi godaan akan mendapat pahala lebih besar.

Kesimpulan

Warung makan buka atau tutup selama bulan Ramadhan bukanlah inti persoalannya. Yang menjadi inti atas kekhusukan berpuasa adalah niatnya untuk berpuasa, serta niatnya untuk mengatasi setiap godaan yang datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun