Dessert bagi para pecinta kuliner tentu bukan kata yang asing, seperti halnya kata appetizer dan main course. Bagi penggemar kuliner Western, tentu tidak asing dengan urutan tata makan yang biasa diawali dengan appetizer atau santapan pembuka, berupa soup atau salad.
Disusul kemudian dengan main course atau makanan utama, bisa berupa steak, pasta atau makanan berat lainnya. Dan diakhiri dengan dessert atau makanan penutup atau makanan pencuci mulut, berupa makanan manis seperti kue, ice cream, coklat dan pudding.
Sedangkan Museum adalah sebuah tempat yang menyimpan serta mengkoleksi benda-benda bersejarah, misal museum Bank Indonesia terkenal dengan koleksi mata uang, museum Bahari terkenal dengan sejarah kelautan, museum dirgantara menyimpan banyak kisah tentang dunia penerbangan, museum Madame Tussaud dengan patung lilin tokoh-tokoh dunia dan masih banyak lainnya lagi.
Dessert Museum
Pertama kali saat saya melihat billboard yang dipasang oleh Supermall Karawaci bahwa dari awal hingga pertengahan Mei 2018 akan diselenggarakan Dessert Museum. Saya menilai ini suatu event yang menarik dan langka. Paling tidak, saya bisa belajar banyak tentang dessert.
Memasuki lobby depan Supermall Karawaci, saya disambut dengan gapura indah bergambar aneka dessert, ada ice cream, manisan dan lain-lain yang warnanya cerah.
Tetapi begitu memasuki arena, saya sangat kecewa, karena ide brilliant ini tidak dieksekusi secara serius. Karena sama sekali tidak ada informasi tentang dessert. Saya dan pengunjung hanya disuguhi bazaar dessert dengan partisi standar, tanpa dekorasi tematik, jadi kesan museumnya langsung sirna.
Sayang sekali konsep yang bagus, tidak mampu dieksekusi secara maksimal. Selain menampilkan legenda ice cream seperti Toko Oen dan Baltic, seharusnya mampu merangkul Ragusa dan Tjanang (Jakarta), Sumber Hidangan  (Bandung) dan Zangrandi (Surabaya).
Lalu menampilkan dessert Taiwan, Korea, Â Jepang dan Thailand yang sempat mewabah guna melengkapi informasi tentang variasi dessert di Indonesia.
Bila berani mengambil konsep museum, seharusnya venue benar-benar ditata serius bak museum, jangan ditata ala kadarnya saja. Dan berikan informasi yang benar-benar runtun seperti sebuah museum.