Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar dari Jepang, Mendidik Sikap Positif Sejak Kecil

2 Mei 2018   07:47 Diperbarui: 2 Mei 2018   11:28 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. (pixabay)

Hari ini tanggal 2 Mei, di Indonesia lazim diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Tanggal ini mengambil dari tanggal lahir Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara.

Memperingati Hardiknas tahun ini, bagaimana dengan kondisi sekolah di daerah terpencil, bagaimana sarana transportasi anak didik maupun guru dari rumah sampai sekolah, bagaimana kelengkapan sarana belajar mengajar? Belum lagi dengan mental anak didik, yang masih sering terlibat tawuran, guru yang melakukan kekerasan saat menghukum anak didik, serta sebaliknya anak didik yang berlaku kurang ajar pada gurunya.

Hal ini masih diperkeruh dengan peran orang tua yang seolah menyerahkan pendidikan pada sekolah (guru), padahal peran orang tua dalam mendidik anak di luar sekolah merupakan kewajiban orang tua. Karena tuntutan ekonomi, kedua orang tua menghabiskan waktu untuk bekerja, dan tidak sanggup meluangkan waktu untuk membekali atau mengawasi anaknya dengan pendidikan yang layak.

Belajar dari Jepang

Menarik untuk dipelajari dalam kaitannya dengan dunia pendidikan di Indonesia, adanya daftar perilaku dasar yang dijadikan persyaratan masuk Sekolah Dasar (SD) di Jepang.

Selain tes pengetahuan, perrsyaratan masuk SD di Jepang lebih mementingkan perilaku sang anak. Ini artinya, sebelum memasukkan anak ke sekolah, orang tua wajib menanamkan dasar perilaku yang baik agar anaknya layak masuk ke sekolah.

Ada 18 perilaku dasar dan sikap yang terbagi dua, 11 perilaku dasar pribadi dan 7 perilaku dasar dalam hubungan dengan orang lain.

Sebelas perilaku dasar yang harus dipahami orang tua dan diajarkan pada anaknya sejak kecil meliputi:

1. Mampu Mendengar

    Artinya anak harus mampu mendengar dengan penuh perhatian saat orang lain berbicara.

2. Mampu Menyapa

    Artinya anak harus mampu menyapa orang lain dan menanggapi pertanyaan dengan suara yang jelas dan mudah terdengar.

3. Mampu Duduk

    Artinya anak harus mampu duduk dengan benar di kursi dan tidak berlarian pada saat sedang belajar.

4. Mampu Membedakan Hak Milik

    Artinya anak mampu membedakan antara barang milik sendiri dan barang milik orang lain. Sehingga bila ingin menggunakan barang milik orang lain, harus minta izin pada pemiliknya.

5-10. Mandiri

5. Dapat melepas dan merapikan sepatu.

6. Mengenakan pakaian secara rapi.

7. Dapat menjaga agar meja dan lingkungan tetap rapi dan teratur.

8. Bertanggung jawab untuk tidur lebih awal dan bangun pagi-pagi sendiri, tanpa dibangunkan orang tua

9. Makan sarapan tepat waktu.

10. Selalu sikat gigi.

11. Tidak berbohong.

Artinya melatih kejujuran harus ditanamkan sejak kecil, agar anak memahami bahwa berbohong tidak pantas dilakukan. Sedangkan tujuh perilaku yang berkaitan dengan orang lain atau teman meliputi;

1. Setia Kawan

    Artinya bila anak melihat ada temannya yang tertinggal, harus bersedia mengembalikan ke kelompoknya dan tidak membiarkan anak lain merasa ditinggalkan atau dibiarkan sendiri.

2. Siap Membantu

    Artinya mau membantu anak lain yang memiliki masalah, segera membantu mereka.

3. Tidak Bergosip

    Artinya tidak membicarakan hal buruk mengenai anak lain.

4. Tidak Membedakan

    Artinya mampu bergaul, bermain, dan belajar dengan siapa saja, tanpa memandang kaya-miskin, warna kulit maupun keyakinan.

5. Bersosialisasi

    Artinya anak tidak hanya bermain sendiri, mencegah anak menjadi egois. Dan bersikap bersahabat saat bermain bersama semua anak, agar anak mampu bermain dalam kelompok.

6. Pantang Berdiam Di Rumah

    Artinya anak harus bermain di luar rumah, baik untuk berolahraga dan juga bersantai di alam sekitar maupun bermain dengan anak lain. Dan tidak hanya bermain sendiri dengan komputer atau gawainya.

7. Berani Minta Maaf

    Artinya bila anak melakukan kesalahan, berani untuk meminta maaf dengan sungguh-sungguh dan tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.

Dari daftar diatas, baik orang tua dan anak akan belajar untuk menjadi pribadi yang baik, pemahaman perilaku dasar dan sikap ini perlu dibentuk sejak dini, sejak anak masih kecil, sebelum mulai memasuki sekolah.

Bagaimana dengan dunia pendidikan di Indonesia? Mampukah orang tua dan guru menanamkan 18 perilaku dan sikap di atas pada anak-anak dan anak didik? Bila belum jawabnya, maka orang tua dan guru harus memulainya sekarang. Biarlah peringatan Hardiknas menjadi batu penjuru guna mulai menerapkan dan memenuhi 18 kriteria itu.

(Sumber inspirasi :  Japan Talk)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun