Sejak dulu saya sudah berencana pergi ke Macao, namun ada  saja yang menyebabkan rencana tersebut urung dilaksanakan. Padahal  Macao memiliki tiga jenis wisata sekaligus, yakni Wisata Dunia (World), Wisata Sejarah  dan Budaya (Heritage and Cultural) dan Wisata Kuliner (Gastronomy).
Sejak  1557 menjadi koloni pertama negara Eropa dan mulai 19 Desember 1999  Macao merupakan Daerah Administratif Khusus Tiongkok sekaligus merupakan  koloni terakhir Eropa.
Hal  ini yang menyebabkan budaya Portugis (Eropa) sangat kental dan  berpengaruh atas warga Tionghoa yang berasal dari Fujian dan Guangdong  dengan budaya Timur-nya. "West meets East" atau Eropa dengan rasa Asia,  istilah yang tepat untuk menggambarkan budaya Macao.
Macao  luasnya sekitar 30 km2, dan 13 km2 merupakan kawasan wisata. Untuk  menjelajah Macao, Anda dapat menggunakan shuttle bus, taksi, becak atau  berjalan kaki. Untuk berwisata ke Macao diperlukan 3-4 hari dengan  wisata ala backpacker hanya menghabiskan beaya sekitar 3-4 juta Rupiah,  diluar tiket pesawat, menurut Ariev Rahman seorang travel blogger.
Secara geografis terdiri dari Macao Peninsula, Taipa, Coloane dan Cotai. Keseluruhan luasnya hanya 115,5 km2.
Macao  memiliki pendapatan terbesar dari judi, hasil casino di Macao konon  jauh lebih besar dari kota judi yang ditirunya, yakni Las Vegas. Juga  dari perjudian balap anjing Greyhound Racing. Macao menjadi kota yang  tidak pernah tidur sepanjang hari.
Persiapan Perjalanan
Sebagai  pemegang paspor Republik Indonesia, saya mau berkunjung kapanpun ke  Macao tidak masalah, karena saya dapat masuk tanpa visa untuk waktu  dibawah 30 hari.
Dana  untuk akomodasi dapat dipesan via daring, biaya jalan-jalan dan kuliner  dapat menggunakan dolar Amerika atau dolar HongKong maupun MOP (Macao  Pataka). 1 MOP kira-kira 2 ribu Rupiah.
Bahasa  juga tidak menjadi kendala, karena selain bahasa Cantonese dan  Portugis, bahasa Inggris juga menjadi bahasa untuk berkomunikasi.
Untuk  terbang menuju Macao sudah banyak maskapai penerbangan yang langsung  mendarat di Aeroporto de Macau atau dapat melalui bandara HongKong lalu  melanjutkan dengan ferry. Beberapa maskapai penerbangan yang dapat  digunakan misalnya Air Asia, Eva Air, Scoot Airlines, Phillipines  Airlines dan lain-lain.
Karena  Macao memiliki empat musim, perlu persiapan pakaian yang sesuai.  Perioda Januari-Maret adalah musim dingin, Anda perlu membawa pakaian  tebal dan hangat. Bulan April-Juni suhu agak hangat, sedangkan  Juli-September adalah musim panas, Anda boleh menyiapkan pakaian casual.  Iklim paling bersahabat adalah pada bulan Oktober-Desember.
Semua sudah siap ? Saya pun siap terbang menuju Macao. Yuk ikuti kecantikan Macao melalui tulisan ini.
Wisata Sejarah dan Budaya
Terdapat  lebih dari 25 bangunan bersejarah, yang disebut "The Historic Centre  of  Macao" yang resmi terdaftar sebagai situs warisan dunia  Unesco  sejak 15 Juli 2005. Menjelajah Macao seakan napak tilas perjalanan  Portugis di Asia.
Diantaranya  yang menjadi ikon Macao adalah The Ruin's of St. Paul, bagian depan  katedral Macao yang selamat dari amukan sang jago merah pada 1835.  Gereja lainnya yang menarik adalah Gereja St. Dominic merupakan gereja  tua yang dibangun tahun 1587 dengan ciri pengaruh Spanyol.
Senado  Square merupakan lapangan luas ala Eropa yang dikelilingi  bangunan  berarsitektur Eropa dengan vintage berwarna-warni yang sangat  instagramable bagi "kids zaman now". Senado Square adalah landmark Macao  yang selalu ramai, karena merupakan kawaasan belanja bagi wisatawan.
Wisata Kuliner
Sebagai  travel blogger tentu saya tidak akan membuang kesempatan untuk berburu  kuliner Macao yang unik karena pengaruh budaya Tionghoa, Portugis,  Afrika dan India. Karena keunikan dan kekayaan kuliner, maka Macao  diganjar sebagai Unesco Creative City of Gastronomy.
Salah  satu kuliner unik yang harus dicicipi adalah Galinha a Africana, yakni  ayam yang dilumuri bumbu berupa rempah-rempah dari Tiongkok, pimento  dari Portugis, kelapa dari India dan kacang tanah dari Afrika.
Portuegese  Egg Taart memiliki lapisan yang crunchy tapi fluffy, dengan fla-nya  yang super. Terbayang sekali nikmatnya saat menggigit kue ini.
Meski  sekarang sudah banyak kuliner halal, Anda yang tidak menyantap kuliner  non halal perlu ekstra jeli. Banyak kuliner non halal yang dijajakan  seperti Pork Chop Bun dari Tai Lei Loi Kei yang enak disantap bersama  Fish Ball. Bentuknya seperti burger dengan isi daging babi, sedangkan  Fish Ball berupa bakso goreng yang diguyur kuah kari.
Ada  pula dendeng daging babi yang renyah, serta Macao Snack sejenis kuotie  dengan berbagai isi yang enak disantap selagi hangat. Shrimp Roc Noodles  di Wong Chi Kei, sejenis yamien dengan taburan telur udang. Yang enak  dilahap bersama Deep Fried Shrimp Dumpling, pangsit goreng besar yang  renyah. Portuegese Macasene Cuisine di Xin Kou An, seperti Baked Pork Chop Rice in Portuegese Style, juga termasuk kuliner non halal.
Kuliner  halal dapat dicatat mulai dari Egg Taart, kue Almond, Galinha a  Africana, sup ikan Portugis, dan aneka hidangan laut. Silakan coba Ameijoas a  Casa, sejenis kerang yang disajikan bersama bawang putih, perpaduan  kuliner Portugis dan Macao. Serta Bacalhau, kroket ikan kod yang gurih  dan renyah.
Seafood  Jepang, kuliner Arab, kuliner India Taste of India, Loulan Islam  Restaurant dan kuliner Indonesia, seperti sate, soto ayam, nasi goreng  dan rujak.
Aneka Festival
Banyak  festival yang digelar sepanjang tahun, seperti Dragon Boat Fest, Macao  Shopping Fest, Macao Light Fest, Macao International Parade. Salah satu event tahunan yang mengangkat pamor Macao adalah Macao Grand Prix.
Juga  event keluarga yang patut dikunjungi seperti Macao Giant Panda  Pavilion, Macao Science Center, serta Macao Tower yang merupakan arena  bungy jumping tertinggi di dunia (338 meter). Anda dapat menguji nyali  Anda di sini. Untuk sekali lompat, Anda harus merogeh kocek sekitar 3-5  juta Rupiah. Berani ?
Akomodasi
Untuk  beristirahat tersedia hotel dan penginapan beraneka harga, dari yang  murah meriah lima ranjang seharga 700 ribu Rupiah hingga hotel mewah  bintang lima yang dipatok harga 5 juta Rupiah per malam.
Salah  satu hotel mewah yang perlu dikunjungi adalah The Venetian Macao yang  mirip dengan yang Anda temukan di kota Venezia, Italia. Lengkap dengan  gondola yang melintasi kanal dan melewati mall dengan atap lukisan awan  yang sangat artistik.
Jangan  takut kesasar di Macao, unduh saja aplikasi "Experience Macau" dan "WH  Macau" yang berbasis iPhone dan Android. Aplikasi ini berisikan peta  lokasi, informasi tempat wisata, tempat kuliner, tempat belanja, agenda  pertunjukan dan hotel.
---
Dari  kejauhan saya melihat wajah-wajah yang saya kenal baik, seperti bang  Gapey, mas Taufiek, bung Rahab "Gerebek", jeng Arum, Tamita, Dewi Puspa,  Yayat, Erni, Shita, Siti, Ariyani dan masih banyak lagi. Rupanya  Kompasianer lagi ramai-ramai berwisata ke Macao.
Pelan-pelan  saya berjalan menuju ke arah mereka, namun makin dekat wajah-wajah  mereka makin memudar dan akhirnya hilang. Tiba-tiba saya merasa tangan  saya ditepuk seseorang sambil terdengar suara "Bangun pak, sudah tiba di  Samarinda".
Oo rupanya  saya hanya bermimpi berwisata ke Macao dalam perjalanan travel  Balikpapan-Samarinda. Semoga saja tulisan ini mampu mewujudkan mimpi  saya mengunjungi Macao. Dan saya yakin akan mampu menghasilkan lebih  dari dua tulisan sebagai hasil perjalanan ke Macao.
"Macao, I am coming. Mh-Goi*"
*) Mh-Goi (baca: Emkoi)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H