Perkembangan aplikasi WhatsApp (WA) sungguh luar biasa. Sejak awal mula diluncurkan langsung digemari, karena berhasil memangkas biaya SMS (Short Message System), karena hanya membayar USD 1 per tahun.
Apalagi kini sudah dilengkapi dengan fitur untuk mengirim dokumen (file), gambar (picture / photo), suara (sound) dan video. Fitur group yang dapat menampung 100 anggota langsung membuat BlackBerry Messenger (BBM) Group ditinggalkan karena hanya sanggup menampung 30 peserta.
WAG (WhatsApp Group)
Fitur Group berfaedah untuk bisnis maupun sosialisasi. Dalam bisnis, sebuah divisi dapat mengadakan rapat melalui WAG, meski karyawan dan manager tidak berada dalam satu ruang rapat. Bahkan bila manager sedang di luar kota atau luar negeripun, rapat masih bisa berlangsung. WAG juga dapat dipersempit per departemen, misal WAG Sales atau WAG Finance.
Untuk kepentingan organisasi juga sangat membantu, apalagi pengurus dengan domisili yang berbeda dan kemacetan jalan, membuat orang enggan menghadiri rapat. Dengan WAG, rapat dapat berjalan tanpa keharusan kehadiran di satu tempat.
WAG juga banyak dimanfaatkan untuk kepentingan sosial, misal antar RT, antar alumni sekolah / fakultas, antar kelompok pengajian, antar kelompok persekutuan doa, antar anggota komunitas, maupun kelompok arisan.
Bahkan sisi negatifnya, untuk menggalang massa demo juga bisa. Sisi positifnya, anggota bisa tersebar di mana saja, pada satu RT, satu sekolah, satu kota, satu negara bahkan seluruh dunia. WAG yang anggotanya berada di seluruh dunia, benar-benar hidup 24 jam.
Jangan Latah
Sisi negatif lainnya dari WAG adalah adanya peserta Group yang latah, misal tanpa membaca dan mencerna isi, langsung meneruskan pesan ke Group, bisa jadi pesan hoax yang dikirimkannya.
Juga saling memberikan ucapan, baik selamat ulang tahun, ulang tahun perkawinan,  naik pangkat, meraih gelar doktor, menikah, idul fitri  maupun simpati terhadap orang sakit atau meninggal dunia - dapat dilakukan melalui WAG. Ironisnya, ada saja peserta yang latah, bila ada satu peserta mengirimkan pesan 'selamat ulang tahun', otomatis semua latah ikut-ikutan mengirim ucapan senada, tanpa memeriksa apakah yang diberi ucapan peserta WAG maupun memeriksa tanggal ulang tahunnya benar atau salah.
Padahal ucapan yang bersifat pribadi lebih disukai dikirimkan secara pribadi juga melalui jalur pribadi (japri), bukan melalui jalur umum (jalum). Yang lebih celaka lagi, anak naik kelas atau adik sepupu sakit, juga ramai dengan ucapan simpati, padahal kenal juga tidak.
Sekedar saran, membaca pesan WAG sangat menyita waktu, sebaiknya kirimkan pesan yang perlu atau penting saja, jangan latah-latahan. Karena makin banyak pesan yang menumpuk, peserta yang malas atau tidak memiliki banyak waktu, pasti akan langsung mengambil tindakan "Clear Conversation", akibatnya pesan yang sebenarnya penting bisa ikutan terhapus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H