Bagi rekan-rekan yang belajar manajemen tentu mengenal nama penerbit Elsevier, yang merupakan usaha penerbitan dari Oxford University.
Mahasiswa Indonesia
Kami sempat berhenti dan mencoba mengamati orang-orang yang berlalu lalang di seputaran kampus yang tersebar seluas lebih dari 400 hektar. Tidak banyak orang Asia yang kami lihat, apalagi Indonesia. Ini sangat kontras dengan University of San Franscisco di mana hampir mirip kampusnya "Orang China dan orang Indonesia". Konon bagi anak Indonesia, masuk ke Oxford jauh lebih sulit dari masuk ke lubang jarum. Aras penerimaannya 17.5%, tetapi untuk international undergraduate students levelnya lebih rendah lagi.
Selesai mengunjungi Oxford, kami melanjutkan perjalanan ke Bicester Designer Outlet yang terletak sekitar 20 km dari kota Oxford. Jumlah gerainya tidak sebanyak yang terdapat  di USA. Dari sisi harga pun untuk barang-barang branded tergolong lebih tinggi dibandingkan USA dan daratan Eropa. Inggris Raya memang kelihatannya bukan surga untuk belanja. Tepat jam 9 PM ketika gerai tutup, kami balik ke apartemen di London.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H