Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengenang Helmut Kohl, Bapak Pemersatu Jerman dan Eropa

2 Juli 2017   10:46 Diperbarui: 2 Juli 2017   12:36 1383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penghormatan jenasah Kohl (Sumber: Haryanto dari TV Jerman)

Helmut Kohl, mantan kanselir Jerman 1982-1998 dan pencetus reunifikasi Jerman (1990) paska runtuhnya Tembok Berlin; meninggal dunia di rumahnya di Ludwigshafen pada usia 87 tahun Jumat 16 Juni 2017.

Sebuah perjalanan panjang dialami dari hari wafatnya, upacara berkabung di gedung Parlemen Eropa,  Strassburg, lalu jenasah diterbangkan ke tanah kelahirannya, Ludwigshafen. Kemudian jenasah dibawa dengan kapal mengarungi sungai Rhein ke Katedral Speyer untuk disemayamkan. Digelar kembali upacara berkabung, dan misa requiem yang dipimpin Uskup Karl-Heinz Wiesermann.  Akhirnya jenasah dimakamkan di pemakaman dekat gereja Santo Bernard di kota Speyer dengan penghormatan militer.

Katedral Speyer (Sumber: Haryanto)
Katedral Speyer (Sumber: Haryanto)
Saat upacara berkabung di Strassburg, peti jenasah diselimuti bendera Uni Eropa, sedangkan pada upacara bergabung di Speyer diselimuti bendera Jerman.

Hadir dari indonesia untuk memberikan penghormatan terakhir bagi Kohl, mantan presiden B.J. Habibie dan duta besar Indonesia untuk Jerman, Fauzi Bowo. Juga hadir tokoh-tokoh dunia, seperti Bill Clinton, George W Bush, Jean-Claude Juncker, Angela Merker dan Frank Walter-Steinmeyer dan lainnya.

Sambutan Bill Clinton (Sumber: Haryanto dari TV Jerman)
Sambutan Bill Clinton (Sumber: Haryanto dari TV Jerman)
Pemersatu Eropa

Kohl adalah politikus dan negarawan konservatif Jerman yang juga dikenal sebagai yang bertanggung jawab atas persatuan Eropa yang ditandai dengan pengenalan mata uang Euro dan pasar tunggal Eropa bersama mitranya Presiden Perancis Francois Mitterand.

Bendera setengah tiang berkibar di negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa.

Bagi rakyat Jerman, Kohl adalah sosok pemersatu negara yang sempat terbelah dua ditandai dengan Tembok Berlin setelah Perang Dunia II. Kaum muda Jerman mengangkat poster bertuliskan 'Danke fur Europa!' dan 'Dunke fur die Deuthche Einheit!'  

Penghormatan di Parlemen Uni Eropa (Sumber: Haryanto dari TV Jerman)
Penghormatan di Parlemen Uni Eropa (Sumber: Haryanto dari TV Jerman)
Karier Politik

Helmut Kohl memasuki dunia politik sejak muda, setelah bergabung dengan organisasi pemuda CDU pada 1947, tahun 1950 kuliah hukum, sejarah dan tata negara serta memperoleh gelar doktor ilmu politik dari Universitas Heidelberg pada 1958, yang diikuti dengan terpilihnya menjadi anggota parlemen negara bagian Rhineland Palatinate.

Pada tahun 1966 terpilih sebagai ketua partai CDU dan berhasil menjadi Perdana Menteri negara bagian Rhineland pada 1969, serta mencalonkan diri sebagai kanselir pada 1976, meski kalah dari Helmut Schmidt. Kohl baru berhasil menjadi kanselir melalui sebuah pemerintahan koalisi pada 1982.

September 1998, CDU kalah dalam pemilihan umum. Kohl mengakhiri karier politiknya pada 2002. Tahun 2008 mengalami kesulitan berbicara dan harus menggunakan kursi roda akibat jatuh yang melukai kepalanya.

Sebuah perangko khusus diterbitkan pada 2012 dengan wajah Helmut Kohl atas jasa-jasanya untuk pemersatuan Jerman dan Eropa. Pada 2015 menjalani operasi usus, dan kesehatannya terus memburuk.

Ironisnya, sukses dalam politik, namun gagal dalam keluarga. Isteri pertama Hannelore Kohl (1960-2001) yang memberi dua anak Walter dan Peter, dan Maike Richter yang dinikahi tahun 2008.

Rest In Peace, Helmut Kohl.

Bunga Duka Cita dari Kanselir Angela Merker (Sumber: Haryanto)
Bunga Duka Cita dari Kanselir Angela Merker (Sumber: Haryanto)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun