Dari Manchester kami melanjutkan perjalanan ke desa wisata Grasmere yang terletak di dekat Lake District atau Lake Poets. Menurut sastrawan Inggris, William Wordsworth, yang pernah tinggal di desa Grasmere selama 14 tahun, desa ini adalah "the loveliest spot that man halt ever found".
Pemandangannya memang indah sekali. Kombinasi antara bukit, gunung, danau dan hamparan padang rumput yang luas. Seharusnya ini bisa jadi obyek fotografi yang sangat eksotik. Sayang hujan turun dengan lebat dan langit berwarna abu-abu tertutup awan.
Suhu udaranya sendiri juga menggigit, sekitar 12 derajaf Celcius, tetapi dengan tiupan angin yang kencang dan tetesan air hujan, serasa mendekati titik beku. Dalam kunjungan berikutnya, saya berharap dapat menginap di desa ini, tidak hanya sekedar numpang lewat dan makan siang saja.
Menjelang sore hari kami memasuki kerajaan Scotland. Kami mampir ke desa pertama di perbatasan yang bernama Gretna Green. Desa ini terkenal sebagai desa "run away bride".
Kisahnya berawal sejak lebih dari 250 tahun lalu. Pada masa itu di kerajaan Inggris berlaku peraturan yang sangat ketat tentang perkawinan pasangan muda. Jika usianya masih kurang dari 21 tahun, maka persetujuan orang tua adalah hal yang mutlak.
Sebaliknya di kerajaan Scotland peraturannya jauh lebih longgar. Maka banyak pasangan muda yang sudah dimabuk asmara dan tidak mendapatkan persetujuan dari orang tuanya akan lari ke Scotland.
Desa pertama di Scotland yang dijumpai adalah Gretna Green dan bangunan pertama adalah bangunan milik seorang pandai besi (blacksmith). Di bangunan inilah pasangan muda itu akan segera melangsungkan pernikahan sesegera mungkin, sebelum ayah si mempelai wanita menyusul sambil marah-marah dan berusaha membatalkan pernikahan tersebut.
Sampai saat inipun masih banyak pasangan yang sengaja menikah di Gretna Green, karena diyakini bahwa pernikahannya bakalan langgeng. Banyak iklan di media sosial yang menawarkan paket-paket pernikahan, mulai dari yang sederhana, hanya butuh GBP 600, atau sekitar 10 juta Rupiah, sampai yang lebih mewah.
Malam harinya kami makan malam di Glasgow berupa hot pot di Xiangbala Chinese Restaurant. Menurut penilaian kami, orang Scotland rata-rata jauh lebih ramah dibandingkan dengan Inggris. Juga pemandangannya lebih bagus, namun aksen bahasa Inggrisnya lebih susah dipahami.
Scotland terkenal sebagai negeri peminum dan penghasil Scottish Whisky, sekaligus negeri yang melahirkan pemikir-pemikir dunia seperti Adam Smith (Bapak Ilmu Ekonomi Modern), Alexander Graham Bell (penemu telepon, 1876), Alexander Flemming (penemu Penicilin, 1928), dan John Logie Baird (penemu televisi, 1925).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H