Di tiap negara yang kudatangi hampir selalu memiliki kawasan pecinan (chinatown), demikian pula kota London, Inggris.
London Chinatown adalah kawasan di mana komunitas Tionghoa berkumpul. Biasanya kawasan ini relatif kumuh karena orang Tionghoa memang terkenal jorok dalam hal kebersihan. Tetapi tentu saja, kawasan ini adalah surga makanan yang enak, haram sekaligus murah. Di Eropa kalau mau makan enak, kenyang sekaligus hemat memang di sinilah tempatnya.
Di kota London terdapat dua Chinatown, yaitu Chinatown lama yang terletak di ujung Timur kota London dan Chinatown baru yang terletak di Shaftesbury Avenue. Chinatown lama sudah terbentuk sejak awal abad 20 di Limehouse di mana awalnya didominasi oleh para pelaut Tionghoa yang menjadi karyawan perusahaan Hindia Timur yang berlabuh di dekat Docklands. Kawasan ini terkenal sebagai kawasan orang jahat sekaligus pusat perdagangan opium. Kawasan ini hancur lebur pada perang dunia kedua. Hampir seluruh penduduknya terpencar di sudut-sudut kota London.
Kedatangan para imigran, terutama dari Hong Kong menjelang serah terima kedaulatan ke RRC pada tahun 1990an, membuat terbentuknya Chinatown baru yang terletak di tengah kota. Di tempat inilah yang sekarang terkenal sebagai Chinatown yang menjadi pusat kuliner Asia, terutama makanan Tionghoa. Kawasan ini jauh lebih modern, sekaligus terasa lebih "aman" dibandingkan yang lama.
Lokasi Chinatown baru ini letaknya diantara Shaftesbury Avenue sebagai batas Utara, Rupert Street sebagai batas Barat, Charing Cross Road sebagai batas Timur dan Leicester Square pada batas Selatan. Sedangkan pusat Chinatown baru ini terdapat di Gerrard Street. Kawasan ini mudah dicapai dengan transportasi umum.
Stasiun kereta api bawah tanah terdekat ke Chinatown adalah Leicester Square dan Picadilly Circus. Sejumlah bis dengan tujuan ke Chinatown dapat diakses dari beberapa area di pusat kota London. Anda dapat juga menggunakan taksi yang terkenal mahal.
Ada sebuah restoran yang banyak direkomendasikan, yaitu London Chinatown Resto. Harganya cukup murah, dengan memesan empat jenis menu masakan, hanya membayar GBP 40 atau sekitar Rp. 700.000,-, Â relatif murah bila dibandingkan dengan harga makanan ala Bara (Western Food). Soal rasa? Sedikit hambar, mungkin karena koki di London tidak seberani koki di Indonesia dalam penggunaan bumbu penyedap rasa.
Kawasan Chinatown ini selalu penuh sesak pada perayaan festival Tionghoa seperti Chinese New Year.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H