Kudapan yang paling populer dikalangan muda-mudi yang sedang jatuh cinta adalah martabak. Selain harganya terjangkau, porsinya mampu disantap banyak orang dalam satu rumah. Sering dibawa sebagai "sogokan" bagi calon mertua, saat minta izin untuk berkencan di luar rumah, entah sekedar nonton bioskop atau makan malam.
Secara konvensional, kita mengenal tiga jenis martabak, yakni martabak asin atau martabak telor yang asalnya dari India, martabak manis atau martabak terang bulan yang muncul dari Bangka, dan martabak tipis kering yang dipopulerkan pertama kali di Bandung.
Martabak telor, karena makin banyak telor rasanya makin mantap, lazimnya berisi sayuran dan daging kambing. Martabak terang bulan karena bentuk bulat seperti bulan saat purnama, sangat didominasi mentega. Sedangkan martabak tipis kering mirip dengan martabak manis, hanya bentuknya tipis dan kering sesuai namanya.
Kini penjual martabak saling beradu kreativitas dan inovasi, tidak hanya variasi isi, tetapi juga variasi tampilan. Makin lama makin mendekati pancake, karena ada pula martabak yang ditambahkan topping ice cream.
Martabak Factory
Adalah Martabak Factory (MF), salah satu penjaja martabak yang cukup sukses. Pertama kali membuka gerai 18 Februari 2015 di Tebet Utara I, sejak 19 April 2017 telah menempati gerai baru yang lebih strategis, di jalan K.H. Abdullah Syafei, jalan yang selalu ramai penghubung Jakarta Timur ke Jakarta Pusat..
Tempatnya tidak terlalu luas, namun dapat diatur dengan cermat sehingga mampu menampung hingga 100 orang. Menempati gedung dua setengah lantai, lantai satu untuk tempat makan dan dapur, lantai dua berfungsi ganda, sebagai tempat makan dan acara-acara, seperti nonton bareng, seminar, peluncuran produk, serta pelatihan yang menyediakan proyektor dan sound system. Sedangkan lantai dua setengah dimanfaatkan untuk musholla.
Sesuai dengan motto "Nongkrong Belum Lengkap Tanpa Martabak", maka MF juga menyediakan akses free wi-fi. Karena visinya sebagai tempat nongkrong, maka interior dibuat sederhana, yang penting nyaman, agar pengunjung betah nongkrong ditemani martabak sebagai hidangan utama kafe ini. Menu kafe ini secara keseluruhan didominasi martabak, meski ada pula makanan berat seperti nasi dan bakmi.
MF menawarkan dua pilihan martabak, martabak manis dan martabak asin. Untuk martabak manis tersedia Grande dengan diameter 28cm, dengan harga Rp. 50.000-125.000,- dengan jenis yang paling disukai Grande Mix 8, Grande Mix 10 dan Grande Super Choco. Dan Mini (diameter 12cm), dengan best seller Mini Ketan Hitam, Mini Cheese Oreo dan Mini Chocoberry. Harga dibanderol Rp. 13.000-30.000,-. Untuk martabak mini, masih ada pilihan topping tambahan seperti vanilla / choco / strawberry / green tea ice cream.
Menurut Ika Hendrani, Founder & CEO Martabak Factory saat konferensi pers ElectroGuns menyatakan bahwa selain melayani makan di tempat (dine-in), MF juga melayani pengantaran dan catering. Ingin reservasi, delivery atau catering, dapat menghubungi 0812-8800 1095.
Saat mencicipi martabak yang dihidangkan, saya memilih martabak manis Green Tea dan martabak asin Tuna Mayo, rasanya mantap.
MF buka tujuh hari penuh, Senin-Jumat dari jam 11.00-02.00 dan Sabtu-Minggu 16.00-02.00.
Belum ada acara akhir pekan mendatang ? Yuk, ngobrol manis di Martabak Factory .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H