Perkebunan salak dan duku dibeli oleh orang Belanda lalu diberikan ke warga Condet. Saat kerajaan Mataram menyerang Betawi, dan mengalami kekalahan, sebagian melarikan diri ke daerah Condet dan beranak pinak dengan warga setempat.
Ada banyak datuk yang merupakan keturunan pangeran Jayakarta. Kisah yang paling melegenda dan menjadi nama tempat adalah saat Pangeran Astawana yang menaksir Siti Maemonah, orang tua si gadis minta dibuatkan istana, lalu Pangeran Astawana menyanggupi membuat istana dari batu yang mengampar, itulah asal nama Batu Ampar. Sedangkan nama Bale Kambang, menurut legenda berasal dari bale-bale yang ada pada rumah Betawi saat terkena banjir, bale-bale itu mengambang. Maka jadilah istilah Bale Kambang.
Lopis dan Apem Cangkir
Kami juga sempat mencicipi kudapan khas Betawi, yakni Lopis Betawi dan Apem Cangkir buatan Nyak Menah yang sudah berjualan lopis dan aneka penganan khas Betawi sejak berusia 15 tahun. Kini Nyak Menah sudah berusia 82 tahun, masih aktif berjualan tiap hari, fasih menyanyi lagu Belanda dan Jepang, serta  berpantun. Kalau sudah berpantun seru sekali, karena sulit dihentikan.
Selain kedua kudapan khas Betawi, kami mendapat bonus manisan salak yang pedas serta buah potong pepaya dan nenas yang segar hasil petik dari kebun.
Menyusuri Ciliwung
Sambil melihat langsung kampung Betawi Arab Condet, kami menyusuri aliran sungai Ciliwung melalui jalan setapak, yang mendaki dan menurun serta cukup licin. Saat ini aliran sungai Ciliwung cukup lancar dan bersih, semenjak ada pengerukan sungai pada era pemerintahan Basuki-Djarot. Bahkan banjir yang selalu melanda kebun salak dan pemukiman penduduk hampir tidak pernah terjadi lagi. Dalam perjalanan, kami sempat menemukan sisa-sisa banjir, disitu berserakan sampah rumah tangga yang terbawa banjir, Â yang sebaiknya segera dibersihkan guna melindungi warga dari penyakit.
Kunjungan ke Condet, kami akhiri dengan santap siang di Raya Food, sebuah resto khas Arab yang terkenal di kawasan Condet. Tersedia nasi mandy, nasi briyani, nasi kebuli, nasi kabsah, sambosa dan kuliner khas Arab lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H