Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kashiwa: Bila Anda Ingin Rasa Otentik Jepang

10 April 2017   17:07 Diperbarui: 10 April 2017   17:15 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kaisen Okonomiyaki (Dok Pri)

Sebenarnya, rumah makan Jepang tertua yang masih eksis hingga hari ini di kawasan Melawai, yakni Izakaya Taichan, resto otentik dengan rasa Jepang. Namun pada hari Sabtu lalu sudah fully-booked, sehingga saya harus mencari alternatif rumah makan sejenis yang masih bisa menerima pembukuan tempat atau reservasi.

Akhirnya berhasil mendapatkan reservasi di rumah makan Kashiwa. Saya dan teman-teman beruntung berhasil mendapatkan meja panjang dengan alas kayu dan bantal bertebaran (zashiki) untuk sekitar 14 orang. Selain alas kayu, rumah makan Jepang tradisional sering menggunakan tatami atau tikar dari jerami. Aturan pada rumah makan seperti ini, Anda harus melepaskan sepatu atau sandal sebelum naik atau masuk ke lokasi makan. Itupun dengan batas waktu yang sangat ketat, bila terlambat meja akan diserahkan kepada tamu lain. Saat kami bersantap, kami melihat antrean yang cukup panjang di tangga.

Suasana

Restoran ini terletak di lantai dua sebuah bangunan yang lantai satunya juga difungsikan sebagai restoran dengan menu berbeda. Rumah makan ini tergolong sempit, memanfaatkan setiap ruang dengan sangat efisien. Selain ruangan dapur dan kasir, seluruh area rumah makan dimanfaatkan untuk meja makan. Hanya tersedia dua meja panjang, sisanya meja untuk 2-4 tamu saja, yang telah menggunakan meja ala Barat. Di depan rumah makan juga tidak terdapat contoh makanan (sampuru), namun menyediakan menu dengan gambar yang cukup jelas mendeskripsikan jenis makanan.

Tanpa dekorasi yang berlebihan, hanya foto makanan yang ditempel di dinding dengan aksara Jepang, yang saya tidak paham artinya. Di salah satu sudut terdapat satu televisi layar lebar yang memilih kanal siaran Jepang.

Pelayan juga sangat efisien, hanya dua wanita muda dengan celemek tanpa busana kimono. Keduanya dengan lincah berfungsi menerima pesanan setelah menyampaikan menu kepada tamu dan mengantarkan pesanan bila sudh selesai dimasak oleh koki.

Menu

Rumah makan ini menyajikan makanan Jepang dengan rasa otentik Jepang, yang jauh berbeda dengan makanan Jepang siap saji yang menjamur di mall Jakarta. Harganya juga tidak terlalu mahal, untuk setiap piring dibanderol dengan harga sama senilai Rp. 29.800,- masih ditambah pajak dan biaya layanan.

Menu dikelompokkan berdasar jenis makanan, seperti appetizer, ikan, salad, sup, sushi, sate, steak, soba, tofu, dessert, minuman dan lain-lain.

Di rumah makan ini, saya mencoba Negima berupa yakitori daging ayam yang disajikan berupa sate (skewer) dan Orino Shioyakisoba sejenis mie ayam dengan kentang dan sayur dengan bumbu khas Jepang. Teman-teman lain ada yang mencoba takoyaki, tori karage, sushi, kaisen okonomiyaki, gyouza, age dashi tofu dan lain-lain.

Kaisen Okonomiyaki (Dok Pri)
Kaisen Okonomiyaki (Dok Pri)
Tips bagi yang pergi bersama keluarga, rumah makan ini letaknya bersebelahan dengan Yozora Karaoke. Bila Anda pergi bersama isteri atau pacar, berhati-hatilah agar mata jangan melirik ke wanita muda berbusana seksi yang mempertontonkan tubuh mulusnya, agar Anda tidak ribut dalam perjalanan pulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun