Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Yakinkah Anda Sudah Sehat dan Bugar?

20 Maret 2017   08:14 Diperbarui: 20 Maret 2017   08:47 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi lari (Sumber: www.perbedaanterbaru.blogspot.com)

Berdasarkan data dari Global burden of diseases (2010) dan Health Sector Review (2014), pada 1990 ISPA, Tuberkulosis dan Diare merupakan tiga peringkat penyakit teratas, 2010 Stroke, Tuberkulosis dab Kecelakaan Lalu Lintas menduduki tiga peringkat teratas. Data 2015 menunjukkan tiga peringkat teratas diduduki oleh Stroke, Kecelakaan Lalu Lintas dan Jantung Iskemik, disusul oleh Kanker dan Diabetes diurutan berikutnya.

Pada penyakit tidak menular, faktor risiko perilaku terjadi disebabkan warga kurang aktifitas fisik (26%), penduduk usia diatas 15 tahun merokok (36%), pendusuk usia diatas 10 tahun kurang mengkonsumsi buah dan sayur (93%), serta mengkonsumsi minuman beralkohol (4.6%).

Kementerian Kesehatan telah mencanangkan program Indonesia Sehat, dengan kebijakan operasional yang disebut Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Tujuan masyarakat berperilaku sehat adalah agar Kesehatan Terjaga, Produktif, Lingkungan Bersih, dan Biaya Berobat Berkurang.

Fokus kegiatan 2017 dari Germas adalah: Melakukan aktivitas fisik, konsumsi sayur dan buah, dan memeriksa kesehatan secara berkala. Perubahan kegiatan fisik pada manusia disebabkan oleh perkembangan teknologi dan perubahan gaya hidup, dengan adanya komputer dan gadget, kegiatan fisik jauh berkurang.

Aktifitas fisik, Latihan fisik dan Olahraga dapat dilakukan di rumah, sekolah, tempat kerja, perjalanan maupun di tempat umum. Agar manusia sehat dan bugar, aktifitas fisik harus ditingkatkan harian, sedangkan latihan fisik dan olahraga dapat dilakukan 3-5 kali per minggu. Hal ini patut diwaspadai, mengingat pola gaya hidup manusia masa kini (abad 21) lebih banyak non-aktifitas, seperti bekerja di depan komputer, anak-anak bermain dengan gadget di dalam rumah, beda dengan pola gaya hidup masa lalu (abad 20) dimana manusia lebih banyak bekerja dengan mengandalkan fisik dan anak-anak bermain bola di lapangan.

Ilustrasi Aktifitas | sumber: beritasemut
Ilustrasi Aktifitas | sumber: beritasemut
Aktifitas fisik, latihan fisik dan olahraga harus dilakukan dengan baik, benar, terukur dan teratur. Semua aktifitas dilakukan secara bertahap, berkesinambungan sesuai kondisi fisik medis, adanya pemanasan, latihan inti dan pendinginan.

Kesehatan bukan segalanya, tapi tanpa kesehatan segalanya bukan apa-apa.

Referensi:

Presentasi Drg Kartini Rustandi, Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga, Dirjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun