Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Apa itu E-Learning? HarukaEdu Punya Produk Terbaiknya

26 Mei 2016   12:14 Diperbarui: 26 Mei 2016   12:31 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi e-Learning (Sumber: www.candracindy.wordpress.com)

Dukungan Pemerintah

Konsep e-Learning telah dicanangkan oleh Pemerintah Indonesia sejak 2013 dan mulai dioperasikan serius sejak dikeluarkannya Panduan Pelaksanaan Pendidikan Jarak Jauh pada Maret 2016.

Saat ini kelemahan universitas di Indonesia untuk mengembangkan e-Learning adalah lemahnya keuangan, kurangnya sumber daya manusia, pengetahuan dan pengalaman, serta infrastruktur TIK yang handal. Namun pengguna internet yang tinggi di Indonesia dan kecepatan mobile internet yang tinggi meerupakan nilai tambah untuk berkembangnya e-Learning di Indonesia. 

Apalagi 54% tenaga kerja penuh waktu di Indonesia sangat haus pendidikan tinggi dan pelatihan atau sertifikasi keahlian, khususnya di bidang Manajemen, Akuntansi, Komunikasi, dan TIK (berdasar survei pada tenaga kerja di Jakarta, 2013).

Dari studi yang dilakukan di luar negeri, ternyata hasil pembelajaran e-Learning memiliki prosentase lebih tinggi bila dibandingkan kuliah offline, baik pada sektor ujian akhir, post test maupun laju kelulusan. E-Learning unggul 1-2% diatas kuliah offline.

E-Learning diperlukan, karena pendidikan tinggi dipastikan akan memperbaiki kehidupan, mengatasi kekurangan tenaga kerja terdidik dan terlatih, dan mengatasi kekurangan dosen berkualitas. Bila pendidikan tinggi offline tidak dibantu dengan e-Learning, diramalkan pada 2030 Indonesia akan kekurangan 9 juta tenaga kerja terdidik.

Dapat dibayangkan, Indonesia bisa-bisa diserbu tenaga kerja dari negara-negara Asean yang lebih terdidik dan terlatih. Sungguh kondisi yang mengerikan, yang harus dicegah dari sekarang.

HarukaEdu

HarukaEdu pada mulanya terdengar seperti e-Learning dari Jepang, padahal sebenarnya adalah lembaga pendidikan e-Learning asli dari Indonesia, meski secara kebetulan arti kata Haruka adalah jarak (distance) dalam bahasa Jepang.

Haruka sebenarnya adalah singkatan dari nama-nama pendirinya, yakni HAnafi, Novistiar RUstandi (co founder, sekarang Marketing and Investment Relation), Tovan Krisdianto (co founder, sekarang Finance and Administration) dan Gerald Ariff (co founder, sekarang Operations and Academic) yang didirikan pada 2013.

Saat ini HarukaEdu diperkuat dengan bergabungnya William Notowidagdo yang menggawangi bidang Technology dan Infrastructure. Serta didukung dua Advisor, yaitu Kartini Mulyadi SH dan Toto Sugiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun