Gerbang Kampoeng Tempo Doeloe (Dok. Pri)
Kuliner Indonesia banyak dipengaruhi kuliner dari bangsa lain, seperti Belanda, Portugis, India, Melayu bahkan Tionghoa. Salah satu yang paling terkenal akibat kulturisasi budaya dengan Tionghoa adalah Mie atau yang dikenal ditempat asalnya sebagai Bakmi. Bahkan menghasilkan produk mie sejuta umat dalam bentuk kemasan, yang banyak disantap dan menjadi menu harian masyarakat berpenghasilan pas-pasan, yang disebut mie instant atau mie siap saji.
Sejak 22 April 2016, kawasan La Piazza – Kelapa Gading telah disulap menjadi Kampoeng Tempo Doeloe (KTD) dengan aksen Pecinan masa lalu. Saat Anda memasuki gerbang La Piazza, suasana Pecinan sangat kental, mulai dari musik mandolin yang selalu berdentang dari waktu ke waktu, pajangan payung dan lampion di atap tenda tempat bersantap maupun arsitektur gerbang.
Delapan Mie Nusantara
Menyelaraskan dengan kultur Tionghoa, maka tema yang diangkat adalah Aneka Mie Nusantara. Ada delapan mie nusantara yang telah melalui proses seleksi, yakni Mie Kangkung President, Mie Cakalang, Mie Aceh Seulawah, Mie Jowo Semar, Mie Kocok Bandung, Mie Celor, Mie Ayam 99 dan So to Mie Theresia.
Mie Kangkung adalah mie berkuah kental yang disajikan bersama kangkung, irisan daging ayam, jamur dan ditaburi bawang goreng. Mie Kangkung dikenal sebagai salah satu budaya Betawi, rasanya sedap dan gurih. Mie Cakalang dikenal sebagai kuliner andalah Sulawesi Utara atau Manado, lazimnya berupa mie yang digoreng atau mie kuah dengan kaldu yang ditaburi irisan daging ikan Cakalang. Bumbunya pedas khas Manado dengan rasa gurih yang nikmat. Mie Cakalang di arena KTD dapat dibeli dengan harga dua puluh delapan ribu Rupiah.
Mie Aceh merupakan mie kuning andalan daerah Aceh, meski sudah banyak didapati gerai mie Aceh di sekitar kota Jakarta. Mie Aceh juga disajikan dalam bentuk berkuah kari, ataupun goreng. Memiliki variasi sajian dengan kepiting, daging kambing, daging sapi atau cumi. Menggunakan aneka bumbu yang merupakan kulturisasi dari India dan Tionghoa, sehingga menghasilkan cita rasa pedas, gurih nan nikmat. Mie Jowo meski menampilkan dua pilihan goreng dan rebus, namun yang lebih diminati adalah mie Jowo Godhog (rebus). Mie yang direbus bersama bumbu-bumbu khas masakan Jawa diatas tungku atau anglo terbuat dari tanah liat dengan bahan bakar api arang. Ciri khas Mie Jowo adalah dimasak pada wajan kecil sehingga hanya khusus memasak untuk satu pesanan. Lazimnya dihidangkan bersama telur itik, kubis / kol dan suwiran daging ayam kampung.
Mie Kocok adalah mie yang merupakan kuliner khas Bandung, berupa mie dengan kaldu sapi kental, ditambah irisan kikil, tauge, dan irisan bakso, yang disajikan setelah ditaburi daun bawang, daun seledri dan bawang goreng. Disebut mie Kocok karena mie dikocok-kocok di dalam air panas pada tempat berlubang. Sedangkan Mie Celor adalah kuliner khas Palembang, berupa mie yang disajikan bersama kaldu ebi dan kuah santan. Hampir sama dengan Mie Kocok, Mie Celor juga mencampurkan daun seledri, daun bawang ,tauge dan bawang goreng. Bedanya Mie Celor menambahkan potongan telur ayam, tetapi tidak menggunakan kikil dan bakso.
Mie Ayam 99, adalah salah satu mie yang cukup popular di kota Semarang, menggelar mie dengan taburan daging ayam cincang, yang disajikan bersama bakso, pangsit goreng dan pangsit kuah. Yang paling istimewa dari Mie Ayam 99 ini adalah sambalnya yang khas. Sedangkan Soto Mie adalah kuliner khas Bogor, mie kuning yang dipadukan dengan kuah kaldu, tomat, kentang, sayuran kol dan seledri, dan pilihan irisan risoles, urat, kikil atau babat. Disajikan dengan ditaburi emping di atasnya. Sangat lezat bila disantap dalam keadaan hangat.
Di arena KTD, Anda tidak perlu kawatir dengan santapan non halal, karena sudah dipisahkan pada sebuah sudut, dan diberi tanda non-halal. Di kawasan non halal terdapat Lapo Ni Tondongta, Bakso Nyuknyang, Bakso Goreng San Ming, Sate Babi, Kuotie Gloria, Mie Amei (Mie Hokkian) dan Nasi Campur Atek.
Disamping delapan mie andalan, masih ada satu booth yang cukup fenomenal yakni Abang Adek Indomie Pedes Mampus. Booth ini menyediakan sajian indomie dengan berbagai aras kepedasan, bahkan sempat dilombakan. Anda berani menerima tantangan ? Silakan uji kepedasan di booth yang satu ini.
Kuliner Bebek
Selain mie, kuliner yang merupakan akulturasi dengan budayaTionghoa adalah kuliner berbahan dasar bebek. Yang paling terkenal adalah Bebek Peking (Peking Duck), yang sayangnya tidak tersedia di arena KTD, mungkin disebabkan proses pembuatannya yang memakan waktu terlalu lama. Namun Anda tidak perlu kecewa, karena tersedia Nasi Hainam Bebek di booth Bebek Sedap Wangi, serta Bebek asal Madura yang sangat legendaris, Bebek Sinjai.
Kuliner Nusantara Lainnya
Bagi Anda yang tidak terlalu berselera dengan mie dan bebek, masih banyak tersedia kuliner nusantara lainnya, seperti Nasi Goreng Teri Medan, Martabak Medan (Sumatera Utara), Sate Padang (Minang), Nasi Ulam, Soto Betawi, Sate Betawi, Nasi Uduk, Nasi Goreng Kambing Kebun Sirih (Betawi),Soto Mie (Bogor), Nasi Jamblang (Cirebon), Batagor Abuy (Bandung), Nasi Goreng Babat (Semarang), Pukis & Leker, Serabi Notosuman, Soto Ayam Kampung, Nasi Liwet, Tongseng & Tengkleng (Solo), Gudeg Laminten (Yogya), Sate Ayam Ponorogo, Sate Ayam Madura, Tahu Campur & Tahu Telur Lamongan (Jawa Timur), dan lain-lain.
Ada satu booth unik yang dapat Anda temukan di arena KTD adalah booth Sunda Unik, yang menjajakan jajanan tempo dulu, atau jajanan di era penjajahan Belanda. Patut dikunjungi untuk mengetahui dan belajar jajanan jaman baheula.
Tidak ketinggalan peserta Gerobak yang menyajikan Gulali Harumanis, Es Cendol, Cilok dan Cimol, Es Doger, Siomay Bandung, Putu Bambu Medan, Uli Bakar Serundeng, Wedang Ronde Gardujati, Tahu Gejrot & Rujak Beubeuk, Es Oyen, Kue Cubit, Kerak Telor Betawi, Rujak Juhi & Asinan Betawi, Es Dawet, Toge Goreng Bogor, Es Cincau Hijau, Kue Ape, Kue Pancong, Otak-otak, Combro & Misro, Ketoprak Ciragil dan Es Sinar Garut.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Jakarta Fashion & Food Festival 2016 yang kali ini menginjak usia ke 13, juga diselenggarakan bersama Wine & Cheese Expo dan Fashion Festival. Food Festival diselenggarakan dari 22 April – 22 Mei 2016, Fashion Festival dari 27 April – 15 Mei 2016, Wine & Cheese Expo dari 27 April – 22 Mei 2016, Jakarta Wine & Cheese Run (15 Mei 2016) yang merupakan Fun Run dengan jarak tempuh 10Km, 5Km dan 1.2 Km untuk anak-anak dan sebagai gong adalah penyelenggaraan Gading Nite Carnival pada 23 April 2016 yang lalu, yang mengangkat tema “Negeri Impian”.
KPK (23) Terkendala Hujan
Acara Food Festival KTD juga mendapatkan kunjungan dari 15 bloggers yang tergabung dalam KPK (Kompasianers Penggila Kuliner) yang hadir pada Sabtu 30 April 2016 sore. Baru sempat berkeliling satu putaran, para bloggers mendapat serangan hujan lebat , sehingga kurang tuntas mengeksplorasi arena KTD. Namun ke 15 bloggers KPK tetap dapat menikmati aneka kuliner yang tersedia akibat berhasil memilih tempat bersantap yang terlindung oleh atap tenda.
Anda ingin menikmati lezatnya aneka kuliner nusantara, khususnya delapan mie nusantara ? Silakan berkunjung ke Food Festival Kampoeng Tempo Doeloe yang buka hingga 22 Mei 2016, dengan jam praktek Senin-Kamis dari jam 16.00-22.00 WIB, Jumat 16.00 – 23.00 WIB, Sabtu & Hari Libur Nasional 11.00 – 23.00 WIB dan Minggu 11.00 – 22.00 WIB.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H