Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

[Ketapels Berdaya] Fingertalk Deaf Café & Workshop, Upaya Memberdayakan Tuna Rungu

17 April 2016   05:15 Diperbarui: 17 April 2016   10:22 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Moto Fingertalk (Sumber: Gapey)"][/caption]

Tanggal 17 April 2016, Fingertalk Deaf Café & Workshop merayakan hari ulang tahunnya yang pertama, meski berdiri tanggal 3 Mei 2015. Fingertalk Deaf Café & Workshop adalah sebuah café unik, karena 100% dilayani oleh kaum tuna rungu. Café ini terletak di jalan Dr. Setiabudi, Gang Pinang No. 37, Pamulang Timur, Tangerang Selatan.

Untuk menuju lokasi café tidak terlalu sulit, dapat melalui bundaran Pamulang di depan Kecamatan Pamulang tinggal lurus mengikut jalan raya, dan carilah Gang Pinang, di depan Gang Pinang sudah ada papan petunjuk arah menuju café ini. Atau Anda dapat melalui perempatan Gaplek, menyusuri jalan raya ke arah Pamulang, dan carilah Gang Pinang.

[caption caption="PetaLokasi (Sumber: Fingertalk)"]

[/caption]

Halaman depan café ini cukup luas, dapat untuk parkir beberapa kendaraan roda empat dan roda dua. Setelah Anda memarkir kendaraan Anda, Anda tinggal memasuki bangunan berbentuk joglo. Di pintu masuk terdapat tulisan dengan font tegas Fingertalk, yang artinya Jari Berbicara. Di dalam café yang nyaman dan adem ini, terdapat beberapa meja dan kursi yang dapat Anda pilih, ingin duduk dimana. Dinding café ini didominasi warna kuning dan merah muda (pink). Beberapa karyawan yang semuanya tuli siap melayani Anda memesan makanan dan minuman yang Anda inginkan. Hanya bedanya, di café ini Anda harus menggunakan jari-jari Anda untuk memesan makanan dan minuman. Hal ini disebabkan para pelayan di café ini hanya memahami bahasa isyarat.

Cara Memesan

Anda jangan kawatir dulu, bila Anda belum paham dengan bahasa isyarat warga tuna rungu, Anda dapat belajar di café ini, dan pelayan dengan senang hati akan mengajari Anda. Di meja maupun di dinding cafe ini juga terdapat panduan bahasa isyarat. Di dinding terpampang bahasa isyarat berdasar alphabet dari A-Z, sedangkan di meja makan, Anda akan menemukan pedoman ringkas berkomunikasi, seperti sapaan halo, selamat pagi, selamat siang, selamat malam, pesan makanan, pesan minuman, panas, dingin, manis, asin, dan lain-lain.

[caption caption="Bahasa Isyarat (Sumber: Gapey)"]

[/caption]

Bila Anda merasa kesulitan berkomunikasi, ada cara lain untuk memesan makanan minuman, cukup membuka menu makanan yang tersedia, lalu pilih dan tuliskan di kertas pesanan yang tersedia (TULIS), atau Anda tinggal menunjuk pada menu dan pelayan akan mencatat pesanan Anda (TUNJUK) atau Anda dapat mengeja pesanan Anda pelan-pelan, dan pelayan akan membaca gerak bibir Anda (BIBIR).

Aneka Menu

Menu pada Fingertalk Deaf Café sangat lengkap, mulai dari appetizer, makanan utama, minuman dan dessert. Untuk appetizer tersedia lima jenis pilihan, salah satunya adalah salad dengan harga dibandrol 15 ribu Rupiah. Makanan utama yang merupakan andalan café ini adalah Tuna Lemon Sauce ala Fingertalk dan Chicken Garlic Sauce ala Fingertalk. Keduanya disajikan dengan side dish berupa kentang goreng atau mashed potato. Untuk ke dua makanan utama ini, Anda cukup merogooh kocek 30 ribu Rupiah.

Selain ke dua makanan utama di atas, masih ada pilihan makanan lain seperti Roti Canai dan Kari, Fried Rice atau Nasi Goreng dengan telur, ayam, sosis daging atau udang, ayam bakar, ayam goreng dan makanan khas Amerika Latin, yakni Homemade Tortilla yang dikombinasikan dengan sosis daging dan chicken nugget. Semua makanan ini dihargai dari 20-25 ribu Rupiah.

[caption caption="Tuna Lemon Sauce (Sumber: Gapey)"]

[/caption]

[caption caption="Chicken Garlic Sauce (Sumber: Gapey)"]

[/caption]

Sebagai makanan penutup atau dessert, café ini menyediakan Super Roll Cake with ice cream dengan harga yang cukup murah, hanya 15 ribu Rupiah.

Untuk minuman, tersedia minuman panas dan dingin, dari mulai Café Latte, Caramel Machiato, White Koffie, Cappuccino, Mocafrio, Kopi Kampung dan Vanilla Latte. Bila Anda tidak gemar minum kopi, juga tersedia Teh Manis, Teh Tarik dan Teh Lemon serta Lime Juice. Semua minuman ini dipasarkan dengan harga 10 ribu Rupiah. Juga tersedia air putih baik dingin maupun biasa.

Saat berkunjung di café ini, penulis sempat menikmati ayam bakar yang disajikan  dengan nasi dan sambal. Masakannya sangat nikmat, tidak kalah dengan rumah makan ternama. Hal ini karena pada café ini bekerja Frisca asal Bali, yang lulusan Kursus Tata Boga di Bali. Frisca adalah andalan café ini, yang sering diajak berdiskusi mengenai menu-menu baru oleh pemiliknya, Dissa.

Café ini juga menyediakan layar lebar untuk keperluan rapat kecil maupun seminar, termasuk sound systemnya. Pada event-event khusus seperti Lebaran, café ini juga menyediakan menu khusus buka puasa dengan menu Nasi Rawon, atau Soto Ayam yang didampingi kolak dan takjil.

Café dengan pelayan 100% kaum tuna rungu ini diinspirasi dari sebuah café di Granada, Nicaragua, yakni café De Las Sonrisas yang artinya Café Senyuman. Sejak melihat café in, jiwa Dissa bergolak ingin segera mewujudkan di Indonesia. Untungnya Dissa berhasil belajar bahasa isyarat di Singapore dan bertemu dengan tokoh tuna rungu Ibu Pat dan Ibu Santi (seorang penerjemah bahasa isyarat) yang akhirnya menjadi guru-gurunya dalam belajar bahasa isyarat.

Disamping café ini, juga terdapat sebuah workshop yang dimanfaatkan oleh kaum tuna rungu untuk membuat barang kerajinan seperti tas, baju, kaus kaki dan lain-lain, melalui olah merajut dan menjahit. Mereka juga membatik. Melalui kegiatan café dan workshop ini, Dissa bercita-cita ingin memberdayakan kaum tuna rungu. Nantinya akan dikembangkan dengan pusat pelatihan bagi kaum tuna rungu agar lebih siap bersaing di dunia kerja. Tentunya juga akan membuka café lebih banyak lagi di pusat daerah Pamulang, Bintaro maupun Serpong.

[caption caption="Tas hasil kerajinan (Sumber: Gapey)"]

[/caption]

Dengan makanan yang lezat, menu yang beragam, dan lokasi yang nyaman, Fingertalk Deaf Café tentu dapat bersaing ditengah kerasnya persaingan bisnis restoran, apalagi café ini memiliki keunikan yang merupakan diferensiasi dalam bisnis restoran.

Bagi Anda yang penasaran dan ingin menikmati sensasi makanan dan minuman di Fingertalk Deaf Café, silakan segera meluncur ke daerah Pamulang Timur, buka tiap hari dari Selasa-Minggu, jadi hanya tutup pada hari Senin, dari jam 10.00-21.00 WIB. Selamat berkuliner …..

[caption caption="Tortilla, Nasi Goreng, Dessert (Sumber: Fingertalk)"]

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun