Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menjelajah Pasar Baru, Ada Dua Klenteng Kuno

4 April 2016   13:15 Diperbarui: 29 Juni 2017   16:22 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di dalam klenteng ini terdapat ratusan patung, di lantai bawah dengan 14 altar dengan patung Buddha dan Bodhisattva, jenderal Kwan Kong dan puluhan patung lainnya. Di lantai atas terdapat 14 altar dengan patung Kwan Im Po Sat, Sam Pho Hut, O Mi To Hut, Mie Lek Hut, Lo Cia dan lain-lain.

Perabotan klenteng yang menarik adalah joli, Ten Lung, papan nama, senjata dan bendera yang selalu diarak pada acara Gotong Toapekong pada saat merayakan Cap Go Meh. Uniknya, tiap acara Gotong Toapekong selalu hadir budaya Betawi tanjidor dan gambang kromong.

Meramal nasib melalui Ciam Si (Dok. Pri)
Meramal nasib melalui Ciam Si (Dok. Pri)
Di lantai atas juga terdapat ruangan untuk meramal nasib dengan ciam-si, seperangkat bilah bambu bertuliskan nomor. Setelah dikocok dan bila keluar satu nomor, artinya dapat dilihat dalam cetakan yang sudah tersedia. Ramalan dituliskan menggunakan bahasa sastra tinggi sehingga cukup sulit mengartikannya.

Kuliner

Budaya Tionghoa sangat kental di kawasan Pasar Baru ini. Selain banyak toko-toko yang dimiliki para keturunan Tionghoa yang bergabung dengan toko-toko milik keturunan India, di Pasar Baru Anda dapat menemukan kuliner yang merupakan ciri khas Tionghoa yakni bakmi dan cakue.

Bakmi A Boen (Dok. Pri)
Bakmi A Boen (Dok. Pri)
Ada dua bakmi legendaris di Pasar Baru yakni Bakmi Gang Kelinci yang semula hanya berupa warung kecil dan kini sudah berkembang menjadi rumah makan yang cukup luas. Juga ada Bakmi Aboen yang menjual bakmi non halal karena mengandung bahan babi. Cakue dan kue bantal adalah salah satu penganan khas Tionghoa yang bisa ditemukan, pembelinya selalu antre sehingga perlu kesabaran menunggu.

Budaya Tionghoa sudah eksis cukup lama di Pasar Baru, bahkan sampai ada rumor untuk mengantisipasi krisis ekonomi dikarenakan bentuk geografis Pasar Baru yang bila dilihat dari udara bak seekor kelabang, perlu diberi penangkal berupa predator yang dapat memangsa kelabang tersebut, maka muncullah Gereja Ayam dan patung Elang di atap toko Populer.

Patung Elang di atap toko (dok. pri)
Patung Elang di atap toko (dok. pri)
Budaya Tionghoa di Jakarta tidak berada di Chinatown Glodok saja, tetapi juga dapat ditemukan di kawasan Pasar Baru Jakarta Pusat. Silakan dijelajahi para Traveler ....

(Serial Tulisan Tentang Wisata Jakarta)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun