Anak belajar kreatif, untuk memikirkan kegiatan apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi kebosanan dan kejenuhan saat mengantre. Anak sebaiknya dibiasakan membawa buku atau e-book, biasanya orang akan membaca buku saat mengantre. Anak juga bisa belajar bersosialisasi menyapa dan berkomunikasi dengan anak lain yang sedang mengantre di depan dan di belakang antreannya.
Anak belajar tabah dan sabar menjalani proses saat hendak mencapai tujuannya. Anak belajar hukum sebab akibat, bahwa jika datang terlambat, ia harus menerima konsekuensinya mendapatkan posisi antrean di belakang. Anak belajar disiplin, teratur, dan menghargai hak orang lain. Anak belajar memiliki rasa malu, jika ia menyerobot antrean atau hak orang lain.
Bila dikaitkan lebih panjang lagi, budaya suap dan korupsi juga dimulai dari malas mengantre. Karena malas mengantre, maka orang mulai belajar melakukan penyuapan agar mendapat prioritas khusus, petugas yang dapat disuap otomatis telah melakukan korupsi. Itulah sebabnya, pelajaran etika yang sangat sederhana, yaitu mengantre, sangat perlu ditanamkan kepada anak-anak sejak dini karena hakikatnya cukup mendalam bagi sikap dan perilaku manusia. Apakah Anda setuju?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H