Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ke Sabang ku (tak) Kan Kembali

29 Desember 2015   19:42 Diperbarui: 30 Desember 2015   19:14 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Beberapa dari kami sempat naik glass boat (kapal kaca) guna melihat keindahan terumbu karang. Sayangnya sebagai dampak gempa, sebagian besar terumbu karang mengalami kerusakan. Pantai Iboih juga memiliki lokasi untuk snorkeling.

Beberapa catatan perbaikan untuk kawasan wisata Pantai Iboih yakni dermaga untuk naik ke kapal kaca perlu segera dibereskan pembangunannya agar keamanan pengunjung lebih terjamin. Juga koordinasi antara penjual tiket kapal, operator kapal harus dibantu oleh bagian pengawas tiket, agar tidak terjadi saling serobot.

Menuju KM 0

Dengan melalui jalan kecil yang berkelok-kelok, akhirnya kami berhasil tiba di lokasi paling Barat dari Indonesia yang dikenal dengan nama Kilometer 0 Indonesia. Saat ini Tugu Kilometer 0 sedang dipugar dan dibuat lebih megah.

Sekedar info, Kilometer 0 Indonesia lainnya adalah Timur di Merauke (Papua), Utara di Kepulauan Sangir Talaud (Sulawesi Utara) dan Selatan pulau Rote (NTT).
 
Setiap pengunjung Kilometer 0 mendapat sertifikat kunjungan ke Kilometer 0 Indonesia. Selesai berfoto di Kilometer 0 Indonesia, kami menuju ke hotel atau lebih tepat disebut guest house. Guest house yang kami dapatkan kurang bagus, karena kami terlambat memesan. Kami berstirahat sejenak sambil menunggu waktu makan malam.

Makan malam dilakukan di Taman wisata kuliner Sabang yang buka sampai malam. Letaknya di tepi pantai, tempat masyarakat bersosialisasi. Bentuknya seperti Pujasera dengan beberapa gerai yang berdiri sendiri, namun pembayaran disatukan.



Tercatat beberapa jenis makanan seperti Nasi goreng, ayam penyet, ayam bakar, sate gurita / sapi / ayam, martabak telur, burger anti galau, mie bakso, mie ayam, mie aceh, nasi bebek, gurita rendang, dan ayam tangkap. Kuliner yang khas Sabang adalah sate gurita.

Jam 22.00 WIB kami kembali ke guest house, karena esok pagi harus bangun pagi guna mengejar kapal cepat paling awal.

Kesal di pelabuhan Balohan

Karena berangkat dari guest house jam 5 dini hari, kami menunggu cukup lama di pelabuhan, sambil sarapan nasi gurih. Kesal karena tata kelola pelabuhan Balohan yang tidak profesional, antrean yang tidak tertib (beberapa orang penumpang dapat masuk tanpa antre dengan alasan keluarga crew kapal), petugas yang datang kesiangan, tempat duduk di kapal yang tidak tertib dan ada kemungkinan tiket dijual diatas kapasitas tempat duduk.

Pemprov harus berbenah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun