Setelah pada kunjungan pertama ke Aceh pada tahun 2004 gagal main ke Sabang. Maka pada kunjungan ke Aceh di akhir 2015 ini saya bertekad untuk mengunjungi Sabang.
Setelah sarapan pagi di hotel, kami berangkat dengan bis menuju pelabuhan Ulee Lheue ke pelabuhan Balohan, pelabuhan di pulau Weh. Dalam perjalanan ke pelabuhan Ulee Lheue, kami menyaksikan acara zikir dan ziarah kubur guna mengenang peristiwa tsunami 11 tahun silam, karena kami pergi pada 26 Desember 2015.
Untuk menuju Pulau Weh dari Banda Aceh, dapat dilakukan dengan kapal cepat dan kapal biasa. Tiket kapal cepat executive 125.000 Rupiah, kapal cepat biasa 85.000 Rupiah, dengan kapal biasa hanya 25.000 Rupiah sekali jalan. Kami menggunakan kapal cepat, 45 menit sudah tiba di pelabuhan Balohan. Kapal cepatnya bagus, hanya pengelolaan tiketnya minus sekali, karena nama dan nomor kursi itu sama sekali tidak berfungsi. Duduk tidak sesuai kursi, keluar dari pelabuhan juga berdesakan dengan calon penumpang yang mau naik, karena hanya dibatasi dengan seutas tali. Selain kapal cepat ada kapal biasa dengan waktu tempuh dua jam. Setiba di pelabuhan dengan menggunakan mini bus kami jalan-jalan di pulau Weh atau kota Sabang dan sekitarnya.
Jalur Timur
Kami memilih jalur Timur agar lebih cepat menuju Km 0. Pertama-tama kami mengunjungi Benteng Jepang. Di perjalanan diketinggian kami sempat menyaksikan keindahan pantai Anoi Itam.
Setelah melalui jalan yang berkelok-kelok dikenal dengan nama Lingkar Ular, tibalah kami di Benteng Jepang, disini terdapat gua persembunyian dan benteng dengan meriam. Pemandangan lautnya sangat eksotis. Dari Benteng Jepang kami menuju Pantai Sumur Tiga.Â
Pantai yang luar biasa
Di pantai Sumur Tiga pemandangan pantainya luar biasa dikombinasi dengan pohon kelapa yang tinggi. Beberapa diantara kami tidak tahan melihat kejernihan air laut dan pasir putihnya, langsung menceburkan diri.
Selesai makan siang kami melanjutkan berkelana di pulau Weh dengan mengunjungi Pantai Iboih, sebuah pantai yang sangat ramai dikunjungi masyarakat, khususnya pada hari libur. Didepan pantai Iboih terdapat pulau Rubiah yang dulu pernah menjadi lokasi pemberangkatan haji di Asia Tenggara dengan kapal laut, dari sini ke Mekkah memakan waktu tiga bulan. Padahal sekarang perjalanan ke Mekkah dengan pesawat udara hanya perlu waktu 8 jam.