Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Yuk, Mencicipi Kuliner Khas Aceh

29 Desember 2015   11:39 Diperbarui: 29 Desember 2015   18:07 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meski kuliner Aceh seperti Mie Aceh dan Ayam Tangkap sudah banyak dijajakan di Jakarta, namun berburu kuliner ditempat asalnya merupakan sensasi tersendiri. Dalam perjalanan ke Aceh selama 4 hari 3 malam, kami berhasil mencicipi beberapa kuliner khas Aceh yang dapat kami rangkum seperti tulisan dibawah ini.

Ayam Tangkap

Bumi Aceh sangat terkenal dengan kopinya (istilah dalam bahasa Aceh: kupi) membuat kami penasaran, begitu mendarat di bandara Sultan Iskandar Muda, kami langsung menyerbu warung kupi yang terletak di parkiran bandara. Warung kupi Yukke menyediakan kupi saring, kopi yang disaring dulu ampasnya oleh seorang barista, baru tetesan kopi ditampung di dalam cangkir untuk disajikan. Tersedia juga kopi susu dan kopi sanger, yang kedua ini hanya menggunakan sedikit campuran susu. Semua disajikan dengan pilihan panas atau dingin. Kopi diseruput sambil ditemani gorengan dan roti srikaya.

Adalah sebuah rumah makan yang terkenal menyajikan aneka kuliner khas Aceh, yakni RM Syiah Kuala. Kami memilih Kari Kambing dengan, Kuah Belangong yang biasa dilakukan saat bulan puasa atau pesta kawin. Lalu Ayam Tangkap, yang agak berbeda cara penyajiannya karena ayam kampung goreng dibiarkan utuh, tidak dipotong kecil-kecil. Ayam Tangkap ini disajikan dengan daun temurui dan daun kari yang renyah akibat digoreng dan merupakan kuliner khas Aceh Besar.

Menu lainnya adalah Ayam Tumurui atau Manuk Tumurui, Kari Ikan, dan Ikan Kayu, ikan tongkol yang dikeringkan, yang nama aslinya Kemamah. Sebagai minuman penurun kolesterol disajikan es timun serut yang segar.

Kuliner Bireun

Untuk minuman pergaulan, selain kopi, Aceh juga memiliki bandrek. Kami mengunjungi Bandrek Pak Sen sambil makan gorengan. Bandrek bisa pilih tanpa atau dengan susu. Adapun gorengan cukup bervariasi, tahu, tempe, pisang, aci dan ubi goreng, ditambah martabak telur. Ada atraksi cukup menarik saat menggoreng pisang dengan adanya kobaran api didepannya.

Ada beberapa kuliner yang cukup spesifik yakni RM Pak Rasyid, dengan nasi kuning yang dimasak dengan kapulaga dan daun kari, dengan lauk kari ayam, dendeng Aceh, kering tempe dan emping. Minumnya kopi saring, teh-tarik atau kopi susu. Lokasi rumah makan ini di depan masjid agung Baiturrahman.

Lalu kuliner dari daerah Bireun, yakni Bu Si Itiek Bireun, nasi kari itik dari Bireun yang sangat empuk dengan bumbu karinya yang sedap.

Kuliner Bireun lainnya adalah Sate Matang yang berasal dari daerah Matang - Bireun. Sate sapi dengan bumbu kacang kasar tanpa kecap. Rasanya khas, juga ada sate kambing sebagai pilihan.

Sarapan Aceh

Sarapan pagi khas Banda Aceh adalah nasi gurih dan mie Celuk. Nasi gurih mirip dengan Nasi Uduk dengan rempah lokal yang khas, dimakan dengan sayur tauco dan berbagai pilihan lauk, dendeng, gulai korma, dan masih banyak lainnya. Sedangkan  Mie Celuk adalah mie goreng dengan bumbu-bumbu khas Aceh dan sambal kacang.

Pantai Lampu'uk adalah sebuah pantai yang indah dan bersih, dengan pasir putih. Ada fasilitas wisata air seperti banana boat. Sayangnya belum dilengkapi dengan safety guard, meski fasilitas toilet sudah patut diacungi jempol.

Tersedia aneka warung yang menyediakan seafood berupa Ikan kakap merah dan ikan rambe bakar di Warung Awak Awai Adun ditemani ee ii eu atau es kelapa segar.

Mie Aceh

Adalah Coffee Zakir yang kini menjadi trend sebagai tempat ngupi di Banda Aceh sehingga sudah memiliki 10 cabang. Selain menjual kopi, Coffee Zakir menggabungkan beberapa pedagang untuk membuka gerai di lokasinya, seperti Mie Kemala, Martabak Telur, Nasi Goreng dan Soto Ayam.

Coffee Zakir sendiri memiliki menu kopi, seperti kopi kop, kopi saring, kopi sanger dan kopi susu, baik panas maupun dingin. Kopi kop adalah kopi tanpa disaring yang disajikan dalam posisi gelas terbalik dan kopi diseruput dari tepi gelas yang ditampung oleh piring tatakan gelas. Bila tersisa ampasnya, artinya kopi yang bisa diminum sudah habis.

Mie Kemala ikut menjadi populer seiring kepopuleran Coffee Zakir, bahkan konon kabarnya sudah mampu menyaingi legenda mie Aceh Razali. Ada pilihan mie goreng, mie kuah dan mie goreng basah (nyemek dalam bahasa Jawa). Pilihan jenisnya
Mie telur, kepiting, cumi, daging sapi / rusa, udang, dan jamur.

Martabak telur juga memiliki variasi martabak mie, gabungan martabak dan mie Aceh. Sayangnya nasi gorengnya biasa tidak menggunakan bumbu rempah khas Aceh. Soto ayamnya mirip soto Padang.

Ada satu lagi rumah makan legenda di Banda Aceh yakni RM Spesifik khas Aceh, beberapa menu khas Aceh seperti kuah pliu, kari ikan hiu, dan tumis ikan kayu. Kami juga sempat menikmati Rujak Aceh di dekat bandara. Keistimewaan rujak Aceh menggunakan buah rumbia dan batok serta ditaburi kacang goreng.

Demikian hasil perburuan kuliner di Banda Aceh, semoga pengalaman kami dapat menjadi pedoman bila Anda sedang bepergian atau berlibur ke Banda Aceh. Selamat menikmati kuliner Nusantara.

Catatan : Semua foto adalah dokumen pribadi penulis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun